Jakarta, Aktual.com – Raja Arab Saudi, Salman bin Abdul Aziz akan mengunjungi Indonesia sekaligus melaksanakan liburan di Bali. Kunjungan Raja Salman ini juga dikabarkan akan mengucurkan investasi di Tanah Air.
Namun ada juga yang menyebutkan, justru kunjungan itu dalam rangka proses penawaran saham dari National Oil Company (NOC), Saudi Aramco yang akan melakukan proses penjualan saham di pasar modal lewat initial public offering (IPO).
Jika yang kedua itu yang dilakukan, kalangan pengusaha menilai, lebih baik pemerintah fokus untuk mengambil alih PT Freeport Indonesia hingga 51 persen dibanding untuk membeli saham Aramco.
“Jadi misalkan, Freeport melakukan divestasi. Pemerintah mestinya fokus ke situ dibanding beli saham Aramco. Apalagi bagi orang (pengusaha) lokal, itu lebih tertarik beli Freeport. Ya mereka bagaimana pun juga mendahulukan investasi di Indonesia,” ujar Ketua Apindo, Hariyadi Sukamdani di Jakarta, Senin (27/2).
Menurut dia, jika Freeport melakukan divestasi saham hingga 51 persen, maka pemerintah dan bahkan pengusaha Indonesia bisa turut serta. Ketimbang, kata dia, membeli saham Aramco.
Dia menegaskan, lokasi Freeport akan menjadi pertimbangan dibanding dari Aramco sendiri. “Saya katakan faktor jarak menjadi pertimbangan (pengusaha). Masa ngurusin orag lain, mending duitnya dibuat ngurusin diri kita sendiri,” jelas dia.
Secara umum, kata dia, kunjungan Raja Saudi itu memang tidak melibatkan kalangan swasta. Makanya Hariyadi sendiri mengaku tak tahu secara persis.
“Apakah murni dalam kaitan mau melihat potensi investasi atau mau roadshow untuk IPO Aramco. Kita tidak tahu, dia yang mau masuk (investasi) atau malah mau jual saham,” pungkasnya.
(Busthomi)
Artikel ini ditulis oleh:
Arbie Marwan