Jakarta, Aktual.co — Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI), meminta PSSI tidak hanya tegas kepada pemain, tetapi juga harus tegas terhadap klub yang belum menyelesaikan kewajibannya seperti halnya pembayaran gaji.
Pernyataan tegas tersebut disampaikan oleh Kepala Divisi Hukum APPI, Jannes Silitonga pada Diskusi Bulanan APPI di kawasan Senayan, Jakarta, Jumat (30/1). Pada diskusi ini juga dihadiri oleh anggota Tim Sembilan, Gatot S Dewa Broto.
“Memberi hukuman larangan beraktivitas di sepak bola Indonesia selama seumur hidup terlihat sangat mudah. Seperti kasus Pieter Romaropen yang akhirnya direvisi. Seharusnya ada pembinaan bukan langsung divonis,” kata Jannes Silitonga.
Menurut dia, pemberian sanksi kepada pemain yang melakukan kesalatan merupakan wewenang dari PSSI maupun PT Liga Indonesia sebagai operator kompetisi. Hanya saja, semuanya harus disesuaikan dengan tingkat kesalahan yang dilakukan.
Selama ini, hukuman maksimal baru menyentuh ke jajaran pemain. Khusus untuk klub, sanksi tegas belum begitu terlihat, meski PT Liga Indonesia selaku operator kompetisi Indonesia Super League (ISL) mencoret klub Persiwa dan Persik Kediri dari kasta tertinggi kompetisi Indonesia.
Namun, ketegasan PT Liga Indonesia saat ini masih diuji karena sedikitnya ada tiga klub yang belum menyelesaikan kewajibannya musim lalu yaitu Persija, Persebaya dan PSM. Bahkan, Liga terus memberikan waktu untuk menyelesaikan permasalahan yang ada. Kondisi berbeda dihadapi oleh pemain yang langsung mendapatkan sanksi.
“Kami tidak menoleransi pemain yang mengkhianati profesinya. Tetapi semuanya harus di tempat yang tepat. Harus ada hukuman dalam bentuk pendidikan,” kata Wakil Presiden APPI, Bambang Pamungkas.
Pria yang saat ini kembali memperkuat tim Persija Jakarta itu mengatakan, secara umum PSSI maupun PT Liga Indonesia mulai menunjukkan perkembangan terutama dalam menetapkan peserta kompetisi tertinggi di Tanah Air. Verifikasi dua aspek yaitu keuangan dan infrastruktur mulai dijalankan.
“Kami mendukung keputusan PT Liga Indonesia mencoret dua tim (Persiwa dan Persik). Ini adalah sebuah kemajuan. Semoga ini menjadi efek jera bagi tim yang bermasalah,” kata mantan kapten Timnas Indonesia itu.
Pemain yang akrab dipanggil Bepe itu menjelaskan, saat ini pihaknya masih menunggu ketegasan lain dari PSSI maupun PT Liga Indonesia terhadap klub. Apalagi, kompetisi tertinggi di Tanah Air akan segera digulirkan.
Sesuai dengan aturan yang ada, tim yang belum menyelesaikan kewajibannya terutama kepada pemain musim lalu akan terancam dengan pembatasan penggunaan pemain asing, pembatasan pendaftaran pemain hingga tidak bisa turun di kompetisi ISL.
Artikel ini ditulis oleh: