Jakarta, Aktual.com — Sejak tayang perdana pada 28 April 2016 di seluruh bioskop di Indonesia, Film ‘Ada Apa Dengan Cinta 2’ (AADC 2) langsung menyedot perhatian masyarakat. Film yang mulai tayang pada tanggal 28 April 2016 lalu hingga saat ini meraih sukses besar.
“Ini menjadi pembuktian bahwa pasar film Indonesia masih ada. Dengan catatan dihadirkan film-film yang berkualitas seperti AADC 2 ini. Saya dan seluruh keluarga besar telah menonton film ini dan sangat suka dengan film ini,” terang Anggota Komisi X DPR RI, Anang Hermansyah, kepada wartawan, Senin (9/5).
Suami Ashanty itu mengatakan, film besutan Riri Reza membuktikan bahwa pasar film tanah air masih ada dan akan terus ada. Film AADC 2 sekaligus bisa menjadi antitesa dari argumentasi sebagian kalangan yang menyatakan industri film Indonesia bakal maju bila dibukanya Daftar Negatif Investasi (DNI) di industri film hingga 100 persen.
“Film AADC2 ini adalah bukti bahwa industri film tanpa pemberlakuan DNI 100 persen juga bisa sukses,” jelasnya.
Ditambahkan Anang, Film AADC 2 bisa menjadi role model dalam industri film dengan mengangkat budaya lokal Indonesia. Selain film itu sendiri, setidaknya film juga membantu pemerintah dengan mengangkat tema-tema lokal dari sisi pariwisata tanah air.
“Pariwisata Indonesia dapat lebih luas diketahui oleh penikmat film. Sinergi ini semestinya diformalkan dan diatur oleh pemangku kebijakan,” demikian Anang.
Untuk diketahui, Film AADC 2 yang menampilkan kembali pemeran dalam film pertama AADC seperti Dian Sastrowardoyo, Nicholas Saputra, Titi Kamal, Sissy Priscillia dan Adinia Wirasti itu mengisahkan hubungan Rangga dan Cinta yang kembali bertaut setelah ratusan purnama terpisah.
Pertemuan Rangga dan Cinta di Yogyakarta, dieksplore sang produser dengan menampilkan situs sejarah, pusat kuliner dan tempat-tempat berkesenian di Yogyakarta. Diantaranya Punthuk Setumbu Bukit, Rumah Doa Bukit Rhema dan bekas kompleks Istana Ratu Boko.
Selanjutnya Papermoon Puppet Theatre, Kota Gede, Oxen Free, DGTMB Shop, GreenHost Hotel, Villa Sunset, Klinik Kopi, Lokal Resto, Via-Via Restaurant & Bakery, Restoran Bu Ageng, Sellie Coffee, Sate Klathak Pak Bari dan Pantai Parangkusumo.
Pada adegan di Pantai Parangkusumo, mengutip Antara, disebutkan bagaimana Cinta, Maura, Karmen dan Milly berpiknik sekaligus menikmati matahari terbenam. Pantai yang diyakini sebagai gerbang utama pantai selatan ini ombaknya besar.
Namun, suasana sekitar pantai berpasir hitam ini lebih tenang sehingga lebih disukai oleh pengunjung yang ingin menghindar sejenak dari hiruk pikuk kota. Waktu terbaik mengunjungi Pantai ParangKusumo adalah sore hari ketika udara tidak terlalu panas, langit berwarna jingga dan matahari terbenam tampak sempurna di ufuk barat.
Artikel ini ditulis oleh: