Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Harvick Hasnul Qolbi usai meresmikan Koperasi Produsen Karya Al Mahmud Mubarok (Kalam) yang bermarkas di Perum Balananjeur, Desa Sukamantri Kecamatan Ciawi, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Kamis (6/1/2022). Foto: Joko/Kementan/Aktual
Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Harvick Hasnul Qolbi usai meresmikan Koperasi Produsen Karya Al Mahmud Mubarok (Kalam) di Perum Balananjeur, Desa Sukamantri Kecamatan Ciawi, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Kamis (6/1/2022). Foto: Joko/Kementan/Aktual

Tasikmalaya, Aktual.com – Dalam kunjungan kerjanya ke Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) RI Harvick Hasnul Qolbi meresmikan Koperasi Produsen Karya Al Mahmud Mubarok (Kalam). Kehadiran koperasi berbasis managemen korporasi ini sebagai off taker guna memacu proses olahan biji kopi Java Arabika Sukapura, khas Tasikmalaya, yang diorientasikan pada pasar ekspor.

Peresmian koperasi yang beroperasi di Perum Balananjeur, Desa Sukamantri Kec. Ciawi, Kab. Tasikmalaya, Jawa Barat itu, ditandai dengan penandatangan prasasti Kantor Pusat Koperasi Kalam oleh Wamentan RI. Sekaligus peletakan batu pertama pembangunan Unit Pengolahan Hasil (UPH) Biji Kopi, di Desa Guranteng Kec. Pagerageung, Kab. Tasikmalaya.

Harvick menyambut baik pendirian Koperasi Kalam, karena sejak awal pendiriannya sudah dikonsep secara managemen korporasi, dalam bentuk kemitraan pengolahan hasil produksi petani rakyat, sesuai arahan pemerintah.

“Saya antusias melakukan kunjungan kerja ke Tasikmalaya di awal tahun 2022 ini, karena ingin mengapresiasi upaya pendirian koperasi yang berbasis korporasi, seperti yang dicanangkan Presiden Joko Widodo,” ujar Harvick dalam sambutannya, Tasikmalaya, Kamis (6/1/2022).

Wamentan mengharapkan keberadaan Koperasi Kalam, mampu mempercepat program pemberdayaan ekonomi masyarakat petani kopi di Tasikmalaya. Khususnya lewat perbaikan kualitas hasil olahan biji kopi, yang berorientasi pada ekspor.

Selain itu, kehadiran koperasi beserta pegiat kopi lainnya diharapkan bisa membawa brand kopi asal Tasikmalaya itu lebih mendunia lagi. Sebab menurutnya, geliat kopi di Kabupaten Tasikmalaya saat ini luar biasa.

“Geliat kopi di Tasik ini luar biasa akselerasinya. Ini bukan hanya sekedar pujian tetapi hadirnya koperasi dan hadirnya kawan-kawan pegiat kopi di Tasikmalaya untuk bisa lebih mendunia lagi, ini juga memang suatu hal yang kita harapkan. Dan saya sampaikan mudah-mudahan bisa menjadi sandaran, atau paling tidak bisa menambah penghasilan untuk masyarakat Tasikmalaya,” ucap dia.

Prosesi peresmian Koperasi Produsen Karya Al Mahmud Mubarok (Kalam) oleh Wakil Menteri Pertanian, Harvick Hasnul Qolbi (tengah) di Perum Balananjeur, Desa Sukamantri Kecamatan Ciawi, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Kamis (6/1/2022). Turut disaksikan Sekretaris Daerah Kabupaten Tasikmalaya, Moh Zen yang mewakili Bupati Tasikmalaya. Foto: Joko/Kementan/Aktual
Prosesi peresmian Koperasi Produsen Karya Al Mahmud Mubarok (Kalam) oleh Wakil Menteri Pertanian, Harvick Hasnul Qolbi (tengah) di Perum Balananjeur, Desa Sukamantri Kecamatan Ciawi, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Kamis (6/1/2022). Turut disaksikan Sekretaris Daerah Kabupaten Tasikmalaya, Moh Zen yang mewakili Bupati Tasikmalaya. Foto: Joko/Kementan/Aktual

Senada dengan Wamentan, Direktur Koperasi Kalam Achyadi Yusuf –yang akrab disapa Kang Yadi—menuturkan, pendirian Koperasi Kalam ini diniatkan sebagai off taker dari hasil budidaya pertanian, melalui kemitraan dengan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) di Kabupaten Tasikmalaya.

“Kami telah membuat perjanjian kerjasama kemitraan dengan Gapoktan IGKA Java Sukapura dan UPH Kopi Arabika Djangihe, untuk menampung biji kopi hasil budidaya para petani kopi Tasikmalaya,” jelas Kang Yadi.

Ketua Gapoktan IGKA Java Sukapura Endang Syahruddin menjelaskan ruang lingkup anggota Gapoktannya mencakup 10 Kecamatan di Kabupaten Tasikmalaya.

“Potensi area lahan perkebunan kopi anggota Gapoktan kami, secara keseluruhan seluas 3.000 hektar, yang digarap oleh 250 Kelompok Tani (Poktan),” tutur Kang Endang, panggilan akrab Endang Syarifuddin.

Namun, tambahnya, luas lahan kopi yang saat ini sudah digarap baru sekitar 250 hektar, dengan kapasitas produksi sebesar 300 ton per tahun. “Dengan diresmikannya Koperasi Kalam ini, insya Allah akan mempercepat pembangunan sektor pertanian, khususnya komoditas kopi, di Kabupaten Tasikmalaya, serta wilayah lain di Jawa Barat,” katanya.

Sebagai pencanangan optimalisasi pengelolaan potensi 3.000 hektar lahan perkenunan kopi rakyat tersebut, juga dilakukan penanaman pohon kopi oleh Wamentan, Wagug Jabar, dan Bupati Tasikmalaya Bapak Wamentan. “Penanaman pohon kopi ini, merupakan awal pengembangan varietas kopi H2Q, yang penamaannya diilhami oleh nama Pak Wamen,” ungkap Kang Endang.

Dengan peran serta Koperasi Kalam ini sebagai off taker, Wamentan optimis, pola kemitraan tiga unsur stakeholder –Koperasi, Gapoktan, dan UPH– ini, mampu mendongkrak kapasitas produksi biji kopi di Jawa Barat. Yang saat ini masih berada di urutan ke-10 Daftar Provinsi Penghasil Biji Kopi Terbesar di Indonesia.

Harvick menyebutkan, data dari Dirjen Perkebunan Kementan RI, per akhir tahun 2020, Provinsi Jawa Barat baru bisa mensuplai sekitar 22, 291 Ton biji kopi per tahun. Sementara Provinsi Sumatera Selatan dan Lampung, yang luas wilayah provisninya relatif lebih kecil dari Jawa Barat, sudah mampu menghasilkan biji kopi sebesar 199, 324 ton per tahun dan 110, 291 ton per tahun.

“Lewat pola kemitraan tiga unsur penting stakeholder, yakni antara Koperasi Kalam, Gapoktan IKGA Java Sukapura, dan UPH, saya sangat optimis peningkatan kapasitas produksi biji kopi olahan di Jawa Barat ini, bisa digenjot lebih cepat. Karena kebutuhan pasar ekspor ke manca negara sudah menunggu,” ungkap Wamentan Harvick Hasnul Qolbi penuh harap.

Artikel ini ditulis oleh:

A. Hilmi