Petugas mengisi BBM jenis Pertalite ke tangki motor di salah satu SPBU di Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (17/10). Pertamina manargetkan sekitar 2.000 SPBU di Indonesia menjual produk Pertalite hingga akhir 2015. ANTARA FOTO/Zabur Karuru/pd/15

Jakarta, Aktual.com — Arab Saudi mengatakan bahwa kerajaan itu menaikkan harga bensin lebih dari 50 persen untuk beberapa produk mulai Selasa (29/12) karena pemerintah mengurangi subsidi setelah membukukan rekor defisit anggaran.

Harga juga akan meningkat untuk listrik, air, solar dan minyak tanah berdasarkan pemotongan yang diputuskan oleh dewan menteri yang dipimpin oleh Raja Salman. Demikian dilaporkan dari kantor berita resmi SPA, Selasa (29/12).

Dewan memutuskan untuk menaikkan harga bensin tanpa timbal mutu lebih tinggi menjadi 0,90 riyal (0,24 dolar AS) per liter dari 0,60 riyal, kenaikan 50 persen, dan untuk bensin mutu lebih rendah menjadi 0,75 riyal (0,20 dolar AS) dari 0,45 riyal per liter, atau naik 67 persen.

Harga bensin di kerajaan telah menjadi yang termurah di Teluk dan beberapa yang terendah di dunia.

Konglomerat minyak nasional Aramco mengatakan di Twitter, pihaknya segera menutup SPBU sampai tengah malam pada Senin, ketika akan melanjutkan penjualan di harga yang baru.

Kabinet mengatakan kenaikan itu seiring dengan harga energi internasional.

Harga juga akan naik untuk bahan bakar lainnya termasuk gas alam, solar dan minyak tanah serta untuk subsidi listrik dan air, tapi rincian belum segera tersedia.

Arab Saudi mengikuti jejak dari tetangganya Uni Emirat Arab, yang menjadi negara Teluk pertama yang meliberalisasi harga BBM awal tahun ini.

Kuwait mencabut subsidi solar dan minyak tanah pada awal tahun 2015 dan berencana melakukan pemotongan lainnya awal tahun depan, terutama pada listrik dan bensin.

Negara-negara Teluk lainnya sedang mempertimbangkan langkah-langkah serupa.

Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan biaya langsung subsidi energi di negara-negara Teluk mencapai 60 miliar dolar AS. Jika biaya tidak langsung seperti beban lingkungan dan lalu lintas jalan dihitung, biaya naik menjadi 175 miliar dolar AS.

IMF mengatakan bahwa jika Arab Saudi menaikkan harga BBM-nya ke tingkat Teluk, itu akan menghemat sekitar 17 miliar dolar AS per tahun.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka