“Makanya, karena tak adanya kepeskatan (arah perdagangan) di negara G20 itu harus dicermati lebih lanjut oleh pemerintah. Apalagi perdagangan internasional itu salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi nasioal,” cetus dia.

Dia menegaskan, gagalnya kesepakatan arah perdagangan negara-negara G-20 itu tak lepas dari sikap proteksionisme Amerika Serikat (AS).

Negara super power itu menilai kerja sama perdagangan internasional di G-20 selama ini, tidak menguntungkan AS. Sementara AS sendiri, katanya, justru ingin kerja sama perdagangan yang lebih sesuai dengan kebutuhan negara yang kini dipimpin Donald Trump itu.

“Padahal kita tahu, kebutuhan AS itu tidak selalu sama dengan kebutuhan internasional,” keluh dia.

(Reporter: Busthomi)

Artikel ini ditulis oleh:

Eka