Jakarta, Aktual.com – Ketua Dewan Pembina Partai Golkar Aburizal Bakrie angkat biacara terkait aksi bela Islam, yang dilakukan pada 4 November 2016. Dia mengatakan, aksi massa yang membela Islam merupakan aksi yang sangat besar.

“Tanggal 4 yang lalu terjadi sebuah demonstrasi atau unjuk rasa yang sangat besar, yang dalam jumlah lebih besar daripada satu penyampaian pendapat 1998,” kata pria yang biasa disapa Ical di kantor DPP Partai Golkar, Selasa, (8/11).

Aksi yang menarik jutaan mata itu, kata Ical, telah membuat situasi politik di tanah air memerlukan perhatian serius dari semua pihak. Alasan ini lah, yang membuat Partai Golkar menggelar rapat untuk menanggapi perkembangan situasi saat ini.

“Sejak 4 November yang lalu, situasi politik di Tanah Air memerlukan perhatian yang lebih serius dari semua pihak.”

Agar situasinya tetap kondusif, Ical berharap, semua pihak terkait perlu menanggapi masalah tersebut dengan arif dan bijaksana. Terlebih, situasi yang buruk bisa jadi akan mengacam persatuan, kedaulatan rakyat, serta pembangunan di Indonesia ini.

Saat seperti ini juga, kata dia semua pihak khususnya DPP Partai Golkar memberi imbauan agar menjunjung tinggi Pancasila sebagai falsafah, UUD 45, NKRI serta Bhinneka Tunggal Ika. Perbedaan yang melekat pada seluruh takyat Indonesia, tidak malah memecah-belah bangsa ini.

“Perbedaan dalam keragaman adalah rahmat, marilah kita memperkuat persamaan dan bukan mempertajam perbedaan yang dapat memecah belah bangsa yang kita cintai,” kata Ical.

Diketahui, jutaan massa aksi bela Islam yang turun langsung ke Istana Negara menuntut agar, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, selaku pihak penista Al-Quran segera di tangkap oleh pihak Kepolisian.

Dan meminta, Presiden Jokowi bertindak selaku kepala negara. Terlebih, selama permasalahan itu mencuat, Jokowi selaku kepala negara lebih memilih lepas tangan.

Laporan: Fadlan Syiam Butho

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu