Jakarta, Aktual.co — Arema Cronus Indonesia, berjuang agar bisa bebas dari sanksi yang dijatuhkan Komisi Disiplin (Komdis) PSSI, terkait adanya penyalaan “flare” ketika menjamu Persipura Jayapura di Stadion Kanjuruhan Kepanjen Minggu (12/10).
“Kami sudah menyelesaikan semua persyaratan yang diminta Komdis PSSI terkait adanya flare menjelang berakhirnya pertandingan Arema yang menjamu Persipura. Dan, hari Jumat ini, berkas persyaratan itu sudah kami kirimkan ke Komdis,” kata panitia pelaksana pertandingan (Panpel) Arema, Abdul Harris di Malang, Jumat (17/10).
Ia menerangkan dalam berkas tersebut, selain kronologis kejadian penyalaan flare, juga dilampirkan deklarasi perang terhadap flare dan rasisme. Setelah berkas-berkas tersebut dikirimkan ke Komdis, pada 23 Oktober nanti, rencananya perwakilan Arema dan Aremania akan melakukan audiensi dengan Komdis.
Manajemen akan diwakili oleh Ketua Panpel Arema Abdul Haris, Media Officer Sudarmaji dan Ruddy Widodo (General Manager), serta lima perwakilan Aremania. Selain audiensi, pertemuan antara perwakilan Arema dan Komdis, rencananya juga akan diputuskan sanksi yang akan diberikan pada Arema karena pada tanggal itu (23/10) juga dilaksanakan sidang Komdis.
Haris mengatakan manajemen berharap Komdis bisa mencabut sanksi tanpa penonton saat melawan Persela Lamongan, di Stadion Kanjuruhan Malang, 25 Oktober nanti. “Dengan dikirimkannya berkas dan bukti-bukti terkait penyalaan flare ini nanti, Komdis akan mencabut sanksi yang dijatuhkan pada Arema,” ujarnya.
Panpel Arema maupun korban penyalaan flare telah melaporkan kasus tersebut ke Polres Malang. Ada tiga orang yang diduga menyalakan flare.
Sebelumnya, manajemen Arema menduga jika penyalaan flare dilakukan secara sengaja oleh pihak tertentu. Ini dikarenakan flare dinyalakan saat ketua Komdis dan pejabat PT Liga Indonesia berada di Stadion Kanjuruhan menyaksikan pertandingan Arema melawan Persipura dalam laga terakhir putaran pertama babak delapan besar LSI.
Beberapa saat setelah pertandingan usai, Komdis PSSI langsung menggelar rapat di tempat terkait penyalaan flare dan nyanyian rasis dalam pertandingan tersebut.
Hasil rapat tersebut memutuskan Arema dijatuhi sanksi pertandingan tanpa penonton ketika menjamu Persela Lamongan pada 25 Oktober.
Artikel ini ditulis oleh: