Jakarta, Aktual.co — CEO Arema Indonesia, Iwan Budianto, meminta kepada Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Imam Nahrawi, untuk mengkaji ulang. Ini terkait dengan penundaan kompetisi Indonesia Super League (ISL) 2015.

“Menteri Kelautan saja memberikan banyak kemudahan kepada nelayan agar lebih cepat sejahtera. Begitu juga menteri yang lain. Harusnya Menpora juga memberikan kemudahan kepada klub sepakbola. Karena klub ini masih dalam proses menuju profesional. Tapi sekarang, justru mereka mempersulit pemasukan klub dengan menunda kompetisi,” sesal Iwan, Kamis (19/2).

Iwan menilai, dengan penundaan jadwal kick off kompetis kasta tertinggi di Tanah Air itu, Menpora tidka tahu mengelola sepakbola.

“Menpora kan punya banyak staf. Bagi saja mereka ke 18 klub ISL. Biar tahu juga secara langsung mengelola klub. Kalau memang klub belum bagus manajemennya, itu dibenahi sambil kompetisi berjalan,” kata Iwan mengusulkan.

Selain meminta dikaji ulang, Iwan juga mengungkapkan, jika Menpora tetap keukueh untuk menunda jadwal ISL, maka kerugian akan menghampiri, baik klub maupun pendukung lainnya.

“Penundaan ini akan berdampak kerugian yang luar biasa. Klub dirugikan itu sudah pasti. Sponsor pun akan berteriak karena mereka sudah menyusun jadwal juga untuk sebuah promosi. Bahkan penjual kaki lima dan tukang parkir di stadion pun jelas terkena imbasnya,” ungkapnya.

Seperti diketahui, pada Rabu (18/2) Menpora memutuskan untuk menunda jadwal kick off ISL selama dua minggu. Ini dilakukan Menpora, karena klub peserta ISL belum melengkapi persyaratan yang berstandar FIFA dan SKN.

Padahal, PT Liga Indonesia (PT LI) selaku operator bersama klub peserta ISL, memutuskan pada 20 Februari ini, sebagai awal kompetisi ISL.

Artikel ini ditulis oleh: