Jakarta, Aktual.co — Format kompetisi Indonesia Super League (ISL) 2014, mendapat kritikan tajam dari pihak Arema Cronus, karena CEO Arema, Iwan Budianto, mengatakan format kompetisi ISL tahun ini, tidak fair.

“Sejujurnya, kalau bicara fair tentang kompetisi, seharusnya Arema jadi juara. Tapi, karena sistem dan model kompetisi seperti ini, apa boleh buat? Kami merasa ini tidak fair buat kami,” ujar Iwan di Malang, Jawa Timur, Jumat (14/11).

Meski menganggap format kompetisi tersebut tidak adil, Iwan Budianto, tetap menjunjung keputusan dari PT Liga Indonesia (PT LI), selaku operator kompetisi.

“Tapi, apa boleh buat, Inilah kompetisi yang harus kita jalani,” sesalnya.

Iwan menilai, berdasar statistik, Arema layak jadi juara. Pasalnya, sepanjang musim, Ahmad Bustomi dan kawan-kawan hanya kalah empat kali dari 27 laga.

Namun, karena format kompetisi yang menggunakan sistem grup, yang dibagi dalam dua wilayah, maka analisa Iwan itu tidak bisa digunakan. Karena, penilaian juara bukanlah berdasarkan statistik kemenangan atau kekalahan yang dialami suatu klub, tapi kemenangan mutlak yang menjadi parameternya.

Pada musim kompetisi tahun ini, Singo Edang gagal meraih gelar juara, setelah disingkirkan Persib Bandung, dalam pertandingan babak semifinal, dengan skor 1-3.

Artikel ini ditulis oleh: