Temuan arkeologi itu antara lain menhir 12 buah, arca perwujudan 11 buah, arca ganesha (4), Sarkofagus (2), dolmen (1), mangkuk keramik (3), lingga yoni (2), arca sederhana (1), relief batu (2), dan batu dakon (1).

“Kami juga menemukan bukti permukiman dua situs di dekat pura Sang Bingin Bondalem dan Situs Pura Pelisan Pacung, Kecamatan Tejakula,” katanya.

Dari hasil pendataan, Buleleng memang diyakini memiliki tinggalan arkeologi dari masa prasejarah hingga masa kolonial.

“Untuk penelitian yang dilakukan saat ini, kajiannya mengenai hubungan antara tinggalan budaya yang ada dengan kondisi alam Bali Utara,” katanya.

Lokasi penelitian yang dipilih berdasarkan informasi data tekstual berupa prasasti di beberapa tempat adalah Desa Pakisan, Tajun, Kubutambahan, Bulian, Depaha, Bengkala (Kecamatan Kubutambahan) dan Desa Sembiran, Pacung, Julah, Bondalem, Les, Penuktukan dan Sambirenteng (Kecamatan Tejakula).

“Keadaan geografis dan data prasasti menyebutkan beberapa lokasi penelitian tampaknya cukup strategis, apabila dimanfaatkan sebagai hunian maupun pelabuhan dan pusat-pusat perdagangan sejak awal Masehi,” ujarnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid