Hal tersebut disampaikan oleh pengamat sosial Universitas Indonesia Devie Rahmawati. Ia menjelaskan bahwa kompetisi simbolik muncul akibat pengaruh teknologi dan medium penyampaian pesan yang beragam sehingga membuat orang pamer kehidupan yang menghadirkan ilusi dan fatamorgana.

“Dalam studi global (kompetisi ekonomi dan simbolik) menimbulkan stres sehingga menimbulkan seseorang untuk memiliki kehidupan yang sama nikmatnya seperti yang selama ini mereka bayangkan,” kata Devie.

Dukungan dan Doa

Publik figur bukanlah superhero yang tahan banting ketika dihempas masalah apa pun. Mereka hanya manusia biasa. Rasa bersalah dan jera pasti dirasakan olehnya, setidaknya ketika melihat orang sekitar kecewa dengan kelakuannya.

Di balik perih yang dirasakan oleh keluarga dan kerabat dekat, mereka tetap mendukung dengan sepenuh hati. Tidak melihat sedikit pun bagaimana orang terkasih yang menjadi tumpuan harapan itu merobek kepercayaan dalam sekejap.

Seperti Junita Eka Putri yang merupakan Ibunda dari Jefri Nichol. Ia lari terbirit menjauh dari kerumunan wartawan dengan wajah memerah menahan tangis yang tak lama lagi akan pecah.

Sepatah dua patah kata keluar dari mulutnnya. “Iya sehat dan baik,” ujarnya.

Dukungan terus mengalir diberikan oleh para rekan sesama artis yang turut prihatin dengan nasib Jefri dan Nunung. Mereka datang dengan berbagai pengaruh positif yang siap disalurkan kepada keduanya.

Semua itu dilakukan dengan harapan agar mereka bisa kuat dan tegar.

Artikel ini ditulis oleh: