Rudal balistik yang diluncurkan kapal selam (SLBM). (KCNA via REUTERS)

Jakarta, Aktual.com – Korea Selatan dan Amerika Serikat menembakkan serangkaian rudalnya sebagai aksi balasan untuk Pyongyang.

Respon tersebut dikarenakan uji coba rudal Korea Utara yang meluncur tanpa aba-aba di Samudra Pasifik.

Kepala Staf Gabungan Korea Selatan mengatakan pada Rabu (5/10), militer kedua negara menembakkan dua rudal balistik jarak pendek ATACMS ke dalam air menuju target virtual yang sudah disiapkan.

“Latihan dilakukan untuk menunjukkan kemampuan dan kesiapan dalam menetralisir asal provokasi sambil mempertahankan postur pemantauan yang konstan,” katanya dalam sebuah pernyataan seperti dimuat Swiss Info.

Secara terpisah, pihak Militer mengkonfirmasi bahwa rudal Hyunmoo-2 milik Korea Selatan telah gagal diluncurkan secara sempurna dan jatuh selama latihan, tetapi tidak sampai memakan korban.

Selama dua pekan ini, Korea Utara begitu massif menunjukkan kekuatan rudalnya kepada Korea Selatan dan sekutu. Peluncuran rudal terbaru terjadi pada Selasa (4/10) yang diduga melintasi Jepang dan jatuh ke Samudera Pasifik.

Presiden AS Joe Biden, Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol dan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengutuk uji coba tersebut dan menyebutnya sebagai tindakan provokatif.

Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres juga ikut mengecam peluncuran rudal Pyongyang dan menyatakan Korut telah melanggar resolusi Dewan Keamanan.

Menyusul peluncuran rudal Korut, AS segera meminta Dewan Keamanan PBB untuk melakukan pertemuan di Pyongyang. Tetapi anggota berpengaruh seperti China dan Rusia menentang penyelenggaraan diskusi publik itu.

Rudal yang diluncurkan Korut di atas Jepang, merupakan yang pertam terjadi sejak peluncuran terakhir lima tahun lalu. Jarak terbang diperkirakan sejauh 4.600 km dan menjadi yang terpanjang untuk uji coba Pyongyang.

Analis dan pejabat keamanan mengatakan rudal itu mungkin varian dari IRBM Hwasong-12, yang diluncurkan Korea Utara pada 2017 sebagai bagian dari rencana untuk menyerang pangkalan militer AS di Guam.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Warto'i