Jakarta, Aktual.co — Amerika Serikat mendesak Kinshasa untuk menarik keputusannya untuk mengusir utusan hak asasi manusia (HAM) Perserikatan Bangsa Bangsa untuk Republik Demokrasi Kongo setelah sebuah laporan memberatkan tentang kekerasan polisi (20/10).
Washington “sangat prihatin” dengan keputusan untuk mengusir Scott Campbell, utusan dari kepala HAM PBB Zeid Ra’ad Al Hussein, kata Departemen Luar Negeri.
Campbell dinyatakan persona non grata pada Kamis, sehari setelah publikasi laporan mengenai tindakan keras polisi terhadap geng-geng pemuda.
Laporan, yang diterbitkan bersama oleh misi PBB di negara itu, MONUSCO, dan kantor Zeid, mengatakan sedikitnya sembilan orang telah dieksekusi dan 32 hilang selama operasi polisi antara November dan Februari.
“Kami mendesak pemerintah DRC untuk menyelidiki tuduhan pembunuhan di luar hukum dan penghilangan paksa oleh beberapa anggota pasukan keamanan yang disorot dalam laporan … dan untuk menahan mereka yang bertanggung jawab untuk menjelaskan,” kata Wakil Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS Marie Harf.
“Kami sangat mendesak pemerintah DRC untuk menarik keputusan.” Misi PBB di DR Kongo adalah “khusus diamanatkan oleh Dewan Keamanan PBB untuk mempersiapkan laporan berkala tentang status hak asasi manusia” di negara itu, kata Harf, menyuarakan dukungan yang kuat untuk “peran penting” PBB dalam membantu stabilitas di negara Afrika itu.
Artikel ini ditulis oleh: