Istanbul, Aktual.com – Pada hari Senin, tanggal 21 Agustus, Amerika Serikat mengajukan permintaan kepada warga negaranya untuk segera meninggalkan Belarus. Permintaan ini disampaikan mengingat tindakan Belarus yang dinilai oleh AS sebagai dukungan yang berkelanjutan terhadap serangan Rusia terhadap Ukraina.
Di sisi lain, Lithuania telah menutup dua dari enam pintu perlintasan menuju Belarus, sebuah negara sekutu Rusia. Langkah ini diambil dalam situasi ketegangan yang semakin meningkat di wilayah tersebut.
“Diharapkan untuk tidak melakukan kunjungan ke Belarus, mengingat pihak berwenang Belarus terus memfasilitasi serangan Rusia yang tidak beralasan terhadap Ukraina,” demikian pernyataan yang dikeluarkan oleh Kedutaan Besar AS di Minsk.
Para warga negara AS diberitahu mengenai peningkatan kehadiran pasukan militer Rusia di Belarus.
Selain itu, kedutaan AS juga menggambarkan bahwa penerapan hukum di Belarus sedang berlangsung dengan sewenang-wenang.
Warga AS diingatkan tentang kemungkinan adanya kerusuhan massal dan penangkapan, serta diinformasikan mengenai keterbatasan kemampuan kedutaan AS untuk memberikan bantuan kepada warga AS yang tinggal atau berkunjung ke Belarus.
Kedutaan Besar AS mendesak warga negara AS yang berada di Belarus untuk meninggalkan negara tersebut melalui perbatasan dengan Lithuania dan Latvia, atau menggunakan transportasi udara.
“Disarankan agar warga negara AS tidak mencoba masuk ke Polandia melalui jalan darat dari Belarus. Disarankan untuk tidak melakukan perjalanan ke Rusia atau Ukraina,” demikian isi pernyataan tersebut.
Pemerintah Polandia, Lithuania, dan Latvia telah mengisyaratkan bahwa mereka berencana menutup lebih banyak pintu perbatasan dengan Belarus, sesuai dengan pernyataan tersebut.
Tingkat ketegangan antara Belarus dan Polandia, Lithuania, serta Latvia mengalami peningkatan dalam beberapa pekan terakhir.
Eskalasi ketegangan ini terutama dipicu oleh keberadaan kelompok paramiliter Wagner di Belarus. Kelompok ini telah mencari perlindungan di Belarus setelah terlibat dalam pemberontakan melawan pemerintah Rusia pada bulan Juni.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara
Sandi Setyawan