Damaskus, Aktual.com – Di tengah hiruk pikuk kemenangan organisasi Hayat Tahrir al-Sham (HTS) yang berhasil meruntuhkan rezim Presiden Bashar Al-Assad, mendadak pihak Amerika Serikat (AS) menyerang puluhan target penting yang dikuasai pasukan Islamic State in Iraq and the Levant (ISIL), yang beberapa tahun lalu lebih dikenal sebagai Islamic State of Iraq and Syiria (ISIS).

Seperti dikutip dari Al Jazeera, Senin (9/12), Komando Pusat AS (CENTCOM) mengatakan bahwa mereka telah menyerang lebih dari 75 target di Suriah dan kawasan sekitarnya, mereka yang diserang diantaranya para pemimpin, operator, dan puluhan kamp-kamp ISIL demi memastikan bahwa ISIL tidak memanfaatkan situasi atas tumbangnya rezim Al-Assad. Serangan AS tersebut melibatkan bomber Boeing B-52 Stratofortress dan pesawat tempur McDonnell Douglas F-15 Eagle.

”Kami tidak akan membiarkan ISIS bangkit kembali dengan memanfaatkan situasi terkini di Suriah. Semua organisasi di Suriah harus tahu bahwa kami akan meminta pertanggungjawaban mereka jika mereka bermitra atau mendukung ISIS dengan cara apa pun,” tegas Komandan CENTCOM Jenderal Michael Erik Kurilla.

Sementara Presiden AS Joe Biden yang masa berkuasanya hanya sebulan lagi mengatakan runtuh rezim Al-Assad sebagai kesempatan bersejarah walau dengan momen yang berisiko. Ia juga mengatakan tumbangnya Al-Assad adalah kesempatan bagi rakyat Suriah untuk membangun masa depan yang lebih baik bagi mereka. Ia menambahkan, runtuhnya Al-Assad mungkin karena penurunan dukungan dari Rusia, Iran, dan Hizbullah yang mendukung Al-Assad selama ini.

Sedangkan Presiden terpilih AS Donald Trump menegaskan bahwa pemerintahannya nanti tidak akan terlibat dalam konflik apa pun di negara itu. ”Suriah memang kacau, tetapi bukan teman kita,” tulis Trump di Truth Social. Ia menambahkan, ”AS tidak boleh terlibat dengan ini. Ini bukan perjuangan kita. Biarkan saja terjadi. Jangan terlibat!” (Indra Bonaparte).

Artikel ini ditulis oleh:

Rizky Zulkarnain