Jakarta, Aktual.co — Harga minyak diperdagangkan di bawah USD48 per barel, setelah Amerika Serikat mengisyaratkan tidak akan melakukan intervensi ke pasar, meski harga turun.
Harga minyak hampir merosot 50 persen tahun lalu ketika AS memompa minyak dengan kecepatan tertinggi dalam lebih dari satu dekade dan OPEC tak mau memangkas suplai.
Harga minyak West Texas Intermediate pengiriman Februari yang kontraknya berakhir hari ini, Selasa (20/1) turun USD1,20 menjadi USD47,49 per barel di electronic trading New York Merchantile Exchange pada pukul 10.15 waktu Sydney.
Sementara harga minyak Brent pengiriman Maret turun USD1,33 atau 2,7 persen ke USD48,84 per barel di London berbasis ICE Futures Europe exchange.
Seperti dilansir Bloomberg.com, utusan dan Koordinator Urusan Luar Negeri Departemen Energi AS Amos Hochstein mengatakan, AS tidak akan melakukan intervensi ke pasar minyak ditengah turunnya harga minyak.
“AS akan membiarkan pasar menentukan apa yang terjadi. Ketika orang bertanya apa yang akan AS lakukan, sungguh pasar yang akan memutuskan apa yang terjadi. Ini soal pasar global ketika suplai dan deman terjadi,” ujar Hochstein dalam sebuah pertemuan di Abu Dhabi, Selasa (20/1).
Dia juga mengatakan AS punya mekanisme untuk bekerja dengan mitranya di seluruh dunia jika sesuai yang ekstrim terjadi.
“Namun kita tidak berfikir ke pasar jadi biarkan pasar menyesuaikannya sendiri,” ungkapnya.
Artikel ini ditulis oleh:
















