Jakarta, Aktual.com – Ketua DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Tsamara Amany Alatas disebut dapat merusak hubungan antara Indonesia dengan Rusia.
Hal ini disebabkan oleh pernyataan Tsamara yang asal bunyi, alias tanpa dasar terkait kepemimpinan Vladimir Putin.
Perempuan berusia 22 tahun ini dituding melontarkan pernyataan yang cenderung fitnah terhadap Presiden dari Beruang Merah itu.
“Pernyataan politisi pendukung Jokowi yang tidak akurat, tidak disertai data, bahkan cenderung fitnah itu tidak baik dan merugikan bangsa,” kata Wakil Sekjen Partai Gerindra, Sudaryono di Jakarta, Sabtu (7/4).
Menurutnya, hubungan yang terjalin antara Indonesia-Rusia sudah terbilang baik dalam beberapa tahun belakangan. Namun, hal ini dapat berubah menjadi buruk akibat ucapan Tsamara.
Seperti diketahui, pernyataan Tsamara dalam sebuah video yang dibuatnya berisikan tentang kondisi politik, kebebasan pers dan tingkat korupsi di Rusia.
Hal ini mendapat tanggapan yang serius dari media asal negeri itu, yakni Russia Beyond The Headline (RBTH). RBTH bahkan menyebut Tsamara memiliki wawasan yang dangkal terkait negaranya.
“Ini sangat mengganggu, saya juga sudah membaca komentar pers dari Rusia dan pihak Kedubes Rusia yang meminta klarifikasi. Bagaimana kalau rakyat Rusia juga tidak terima negaranya dikata-katain begitu?,” kata Sudaryono.
Selain itu, RBTH juga menghimbau Tsamara untuk rajin-rajin diskusi, baik dengan pihaknya ataupun dengan Kedutaan Besar Rusia untuk Indonesia, untuk memperdalam pengetahuannya tentang kondisi Rusia agar tidak lagi asbun.
Hal itu diketahui dari cuitan akun Twitter @RBTHIndonesia, pada Jumat (6/4). Mereka menyatakan video pernyataan Tsamara sudah dibicarakan dengan Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Lyudmila Vorobyeva.
RBTH bahkan sudah meminta Kedubes Rusia di Jakarta mengundang Tsamara dalam acara jumpa pers pekan depan. Menurut RBTH Indonesia, mereka sudah menyampaikan undangan dan mengontak Tsamara.
Sudaryono mengatakan, sebaiknya Tsamara mencabut pernyataaan konntroversialnya yang bisa mengganggu hubungan Indonesia dan Rusia tersebut.
“Jika tidak segera minta maaf, sebaiknya Pemerintahan Jokowi melalui Kemenlu RI menegur PSI sebagai partai pendukung Jokowi untuk minta maaf kepada pemerintah Rusia dan Presiden Putin,” kata Sudaryono.
Artikel ini ditulis oleh:
Teuku Wildan