Pekanbaru, aktual.com – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika menyatakan, asap akibat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Provinsi Riau masih terus menyelimuti Kota Pekanbaru dan membuat langit seperti mendung padahal tidak ada peluang hujan.

“Pengaruh asap, memang jadi agak kabur dan mendung karena partikel asap menutupi cahaya matahari,” kata Staf Analisis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru, Nia Fadhila di Pekanbaru, Rabu (4/9).

Ia menyatakan pada hari ini Kota Pekanbaru tidak ada peluang hujan sama sekali, karena prakiraan cuaca menyatakan hingga pagi sampai siang seharusnya cerah berawan.

Ia mengatakan asap yang menyelimuti Pekanbaru berasal dari karhutla di Riau, yang terdapat titik panas seperti di Kabupaten Pelalawan. Angin berhembus dari arah tenggara ke barat daya dan kecepatannya rendah di bawah 30 kilometer per jam.

“Kecepatan angin lemah berkisar 10 sampai 15 kilometer per jam. Ini juga mempengaruhi asap terus menutupi Pekanbaru,” ujarnya.

Meski begitu, ia menyatakan asap tidak terlalu parah menurunkan jarak pandang atau visibility di Pekanbaru.

Pantauan BMKG sejak pukul 07.00 WIB menunjukkan jarak pandang meningkat hingga di atas lima kilometer.

“Pekanbaru visibility cukup baik, berkisar antara 4,5-6 kilometer. Itu pantauan dari pukul 07.00 WIB pagi sampai saat ini masih asap,” katanya.

Berdasarkan data BMKG Stasiun Pekanbaru, satelit Terra Aqua pada pukul 06.00 WIB menunjukkan ada 61 titik panas di Riau yang jadi indikasi awal Karhutla.

Daerah paling banyak titik panas di Kabupaten Pelalawan yang lokasinya di selatan Kota Pekanbaru dengan 32 titik.

Kemudian di Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) 24 titik, Indragiri Hilir (Inhil) 3 titik, dan Kepulauan Meranti ada dua titik panas.

Dari jumlah tersebut, ada 53 yang dipastikan titik api. Lokasi paling banyak juga di Kabupaten Pelalawan ada 31 titik, Inhu 18 titik, serta Kepulauan Meranti dan Inhil masing-masing dua titik.

Ant.

Artikel ini ditulis oleh:

Zaenal Arifin