Sejumlah pengendara melintas diatas jembatan ampera yang tertutup kabut asap, Palembang, Sumsel, Rabu (26/8). Berdasarkan laporan cuaca dari stasiun Klimatologi Kelas I Kenten Palembang jarak pandang mengalami penurunan hingga 500 meter dan status cuaca berasap (smoke), Partikular Meter 10 (PM10) yaitu 365 (sangat berbahaya) untuk kesehatan. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/pd/15

Jakarta, Aktual.com — Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan angin yang bertiup ke arah timur laut menyebabkan asap kebakaran hutan dan lahan di Sumatera dan Kalimantan mulai menutupi wilayah Singapura dan sebagian barat Sarawak, Malaysia.

“Angin yang mengarah ke timur laut menyebabkan asap dari Riau, Jambi dan Sumsel menutup wilayah Singapura, sementara asap di Kalimantan Barat menyebabkan bagian barat Sarawak (Peninsular) Malaysia tertutup asap sedang,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, Sabtu (12/9).

Akibatnya, kualitas udara di Singapura pada Jumat (11/9) pukul 19.00 waktu setempat, berada pada level tidak sehat dengan indeks standar polusi (PSI) 129-148.

Pada Jumat (11/9), titik panas (hotspot) di Sumatera pada pukul 16.00 WIB ada 665 titik yang tersebar di Sumsel 475, Bengkulu (10), Jambi (83), Babel (45), Lampung (25), Riau (12), Sumbar (8), Kepri (5), Sumut dan Aceh (1).

“Sedangkan ‘hotspot’ di Kalimantan tidak terdeteksi oleh satelit Terra dan Aqua karena blank area,” ujar dia.

Kebakaran hutan dan lahan di Sumatera Selatan paling sulit dipadamkan dan mudah meluas, seperti halnya tahun 2014 lalu. Dari satelit terlihat asap tebal di Sumsel menutup Jambi dan Riau. Jarak pandang di Pekanbaru 700 meter, Rengat dan Pelalawan 200 meter, Dumai 400 meter, Jambi 400-800 meter dan Kalsel kurang dari 500 meter.

Kualitas udara di Riau dan Jambi pada level berbahaya sehingga sekolah-sekolah masih diliburkan. Semua penerbangan juga dibatalkan di Bandara SSK II Pekanbaru pada hari Sabtu (12/9).

“Sementara, hampir 80 persen wilayah Kalimantan tertutup asap dengan tingkat kepekatan sedang hingga tinggi,” ujarnya.

Upaya pemadaman juga terus dilakukan di semua daerah yang terbakar. Namun pembakaran juga masih terus berlangsung. Hal ini terlihat dari jumlah hotspot yang meningkat, khususnya di Sumatera Selatan dan Kalimantan.

Artikel ini ditulis oleh: