New Delhi, Aktual.com – Sejumlah menteri dari India, Pakistan, Afghanistan, Bangladesh, Bhutan, Sri Lanka, Maladewa dan Nepal capai kesepakatan terkait isu perlindungan anak dan perdagangan manusia.
Kesepakatan dicapai di konferensi perlindungan anak yang digelar atas bantuan Perhimpunan Asia Selatan untuk Kerja Sama Kawasan (SAARC), Rabu (10/5).
Negara-negara di kawasan Asia Selatan itu akan lakukan langkah bersama memberantas kasus perdagangan manusia dan mencari ribuan anak yang hilang setiap tahun.
Sumber dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Anak-anak India mengatakan, beberapa perutusan dari delapan negara di Asia Selatan akan menerapkan langkah mendorong kerja sama dalam menyudahi pemanfaatan anak-anak.
Yakni berupa andil lintas kawasan dan program atas prakarsa teknologi informasi dan komunikasi untuk mencari anak-anak yang hilang. Juga berupaya membangun keseragaman layanan telepon bebas pulsa, mengembangkan strategi regional.
“Dan standar bersama untuk mengatasi segala bentuk pelecehan seksual, eksploitasi, dan perdagangan manusia,” kata sumber di kementerian.
Sedangkan dari pihak Kemendagri India Rajnath Singh dalam pertemuan mengatakan menekan angka perdagangan manusia merupakan tantangan besar bagi semua negara. Yang bisa dilakukan, adalah membagikan informasi dan bekerja yang terbaik dalam mendapatkan solusi di kawasan.
“Dengan meningkatnya akses terhadap tekonologi informasi dan mengubah perekonomian global, ancaman baru terhadap anak-anak mengemuka – wisata seksual, pornografi anak-anak, antara lain ancaman situs online terhadap anak-anak,” kata Singh.
Lanjut dia, untuk mengatasi tantangan tersebut secara komperehensif di negara-negara SAARC, India mendapat seluruh manfaat dari kerja sama penegakan hukum di kawasan dan memperkuat mekanisme pembagian informasi, pengalaman, keahlian, dan tindak-tindakan yang bagus.
Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa, yang mengurusi kejahatan dan obat (UNODC) menyebut Asia Selatan, India sebagai pusatnya, mengalami peningkatan pesat dan kawasan kedua terbesar dilanda perdagangan manusia di dunia setelah Asia Timur.
Sayangnya, tidak ada data akurat mengenai jumlah orang yang menjadi korban perdagangan di Asia Selatan. Namun sejumlah aktivis menyatakan bahwa ribuan perempuan dan anak menjadi korban perdagangan di India dan begitu pula dengan negara tetangganya yang lebih miskin, Nepal dan Bangladesh.
Banyak yang dijual dalam praktik kawin paksa atau terikat menjadi tenaga kerja sebagai pembantu rumah tangga pada keluarga kelas menengah, di toko-toko kecil, dan hotel atau terkekang di rumah bordil sebagai tempat berulang kalinya mereka diperkosa.
Di India, data pemerintah menunjukkan bahwa 73.549 anak hilang pada 2014, sebanyak 31.711 tidak ditemukan. Bandingkan dengan hilangnya 90.654 anak pada 2014, sebanyak 34.711 tidak ditemukan.
India selama beberapa tahun telah mengimplementasikan langkah-langkah perlindungan terhadap anak-anak, seperti saluran nasional bebas pulsa dengan mengakses Childline.
India juga meluncurkan program portal web pihak berwenang Track Child http://trackthemissingchild.gov.in/ untuk menyebarkan informasi atas hilangnya anak-anak dan portal umum “Lost and Found”. Para orang tua dapat mendaftarkan secara detail atas hilangnya anak-anak dan warga masyarakat dapat melaporkan penemuannya.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara