Jakarta, Aktual.co — Asisten Operasi Panglima TNI Mayjen TNI Indra Hidayat menyatakan, wilayah operasi pengamanan daerah rawan di Maluku dan Maluku Utara memiliki karakteristik sangat rumit.
“Catatan historis separatisme eks pemberontakan RMS dan berbagai efek lanjutan konflik SARA yang terjadi tahun 2000-an serta adanya pengaruh eks Tapol PKI masih mewarnai kompleksitas kerawanan wilayah tugas prajurit TNI di Maluku dan Maluku Utara,” kata Mayjen Indra Hidayat, pada Pengarahan Gelar Pasukan Satgas YONIF-732/Banau Tugas OPS Pamrahwan Maluku dan Maluku Utara, di Ambon, Jumat (27/3).
Menurut dia, penugasan pengamanan daerah rawan merupakan salah satu tugas operasi yang termasuk dalam kategori OMSP dengan fokus untuk meredam berbagai gangguan keamanan di wilayah Maluku dan Maluku Utara, pascapemulihan konflik SARA yang pernah terjadi di dua wilayah itu.
“Saya minta kalian untuk tetap waspada dan bersikap serta bertindak dalam kapasitas sebagai prajurit dalam tugas operasi. Saya perlu sampaikan ini sehingga mindset prajurit tidak meremehkan tugas dan memandang setiap dinamika yang terjadi sebagai rutinitas belaka,” kata Mayjen Indra.
Prajurit Batalyon Organik yang sudah mengenal wilayah operasi, katanya, harus dapat lebih maksimal dengan capain yang lebih terukur dan terencana secara sistematis.
“Saya minta seluruh prajurit Yonif 732/Banau selaku individu maupun sebagai bagian dari Satgas harus peduli dengan kondisi yang kalian hadapi di lapangan dan memahami benar apa yang melatar belakangi terjadinya kondisi tersebut,” ujarnya.
Karena itu, seluruh prajurit mulai dari pangkat terendah sampai pangkat tertinggi di level pimpinan harus tahu tentang sejarah konflik yang pernah terjadi dan paham apa yang harus diwaspadai serta alasannya sehingga tidak menimbulkan keragu-raguan sedikit pun untuk menjalankan prosedur di lapangan.
Artikel ini ditulis oleh:

















