Jakarta, Aktual.com –  Tokoh Rumah Amanah Rakyat (RAR), Ferdinand Hutahean, mempertanyakan sikap diamnya Presiden Joko Widodo terhadap permasalahan di DKI Jakarta. Padahal, penolakan demi penolakan terhadap kebijakan Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sudah sampai pada titik mengkhawatirkan.

Jika kondisi demikian terus dibiarkan, dikhawatirkan pada Pilkada Serentak 2017 di DKI Jakarta bisa menimbulkan kerusuhan sosial yang sangat besar. Amuk massa ini menjadi jalan terakhir sekaligus sebagai cara publik menyampaikan aspirasinya. Sebab semua keluh-kesahnya semua mentok.

“Kerentanan sosial di Jakarta ini sudah sangat besar, ibarat bisul itu tinggal meleduk. Publik mau kemana menyampaikan aspirasinya, ke DPRD buntu, ke penegak hukum buntu, ke Istana juga buntu,” tegas Ferdinand kepada Aktual.com, Senin (19/9).

Diungkapkan dia, Ibukota Jakarta dibawah kepemimpinan Ahok sudah berkali-kali melakukan kebijakan yang melukai warganya. Yang mencolok adalah penggusuran demi penggusuran terhadap warganya. Belum lagi masalah perizinan reklamasi Pulau G, pembelian lahan Rumah Sakit Sumber Waras, pembelian lahan di Cengkareng hingga sikap Ahok yang sama sekali tidak menunjukkan pemimpin santun.

“Ini memang jadi pertanyaan besar bagi kami, jika sebelumnya Ada Apa Dengan Cinta? sekarang Ada Apa Dengan Jokowi? Jokowi waktu Pilgub dulu menyatakan tergusur itu sakit, sekarang Ahok terus menggusur kok diam, belum kebijakan lainnya,” katanya.

Dalam catatan Ferdinand, hingga kini Presiden Jokowi sama sekali belum berkomentar terhadap kebijakan demi kebijakan Ahok. Semestinya Jokowi tidak boleh diam mendapati kursi Gubernur yang dihibahkan ke Ahok disalahgunakan secara sewenang-wenang.

“Pak Jokowi harus bicara, jangan sampai kondisi ini dibiarkan terus-menerus. Ini suhunya sudah panas, jika tidak muncul masyarakat yang sudah buntu mau kemana bisa jadi amuk,” katanya.

Laporan: Soemitro

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby