Medan, Aktual.com — Bernama lengkap Asti Riefa Dwiyandani, Putri dari pasangan Arifin Razak dan Sri Rahayu lahir 10 Oktober 1973 di Balikpapan, Kalimantan.
Asti, memang tak populer. Dia bukan artis, bukan juga model. Tak banyak yang mengenal sosok wanita berparas manis khas Indo yang murah senyum ini. Hanya kalangan tertentu. Yakni, keluarga dan kerabat dekat atau tetangga di Komplek perumahan Billy Moon jalan Kelapa Kuning, Pondok Kelapa Jakarta, serta rekan kerja di kantor Pusat Bank Negara Indonesia (BNI).
Kalangan lainnya yang cukup familiar dengan wanita campuran Bugis-Jawa ini, yaitu penumpang Kereta Rel Listrik (Commuter Line) jurusan Buaran-Sudirman atau bus dan mikrolet Jurusan kalimalang. Tak heran, untuk urusan pekerjaan, Asti bukan tipikal wanita yang suka bersantai dengan mobil pribadi.
“Naik mobil (pribadi) pegel. Kalau naik KRL atau Mikrolet itu kan seru dan bersemangat. Naik turun tangga,kejar-kejar KRL, pakai fitnesdidorong-dorong dan nyikut-nyikut orang. Dan yang paling penting itu kita bisa berbaur langsung dengan lingkungan sosial yang beragam,” kata Asti saat berbincang dengan wartawan baru-baru ini.
Pun dengan kesahajaannya, Asti bukan tipikal wanita yang tak pandai bergaul. Asti cukup familiar di level elit seperti internal Partai Demokrat dan sebagian besar politisi senayan, khususnya yang duduk di periode 2009-2014.
“Jabatan DPR pernah dijabat (Ramadhan). Kami ya gitu aja. Malah saya pulang kantor pake KRL, ngantor pake ransel dan sepatu sport. Cuek deh,” ujar Asti.
Dibalik pola hidup dan cara pandang sederhananya, Asti sejatinya bukanlah wanita sederhana. Asti menyimpan segudang pengalaman baik didunia pendidikan maupun pekerjaan. Diusia remaja, Asti adalah jebolan SMA Sekolah Indonesia Moskow Rusia Uni Sofyet.
Menginjakkan kaki di bangku pendidikan tinggi, Asti menamatkan diri sebagai Sarjana Hukum di Fakultas Hukum Universitas Gajah Mada Jogja. Selanjutnya, Asti melanjutkan program S2 dan menyandang gelar MBA dari Souteastern University Washington DC, Amerika Serikat.
Pengalaman lain yang menjadikan Asti bukan wanita sembarangan adalah karir yang kini ia geluti. Asti berkarir di beberapa perusahaan yang bergerak di bidang financial dan perbankan. Diantaranya, Hongkong and Shanghai Bank, Nathan Associates di Arlington, Virginia Amerika Serikat.
Selanjutnya di Bank of Amerika di Chevy Chase-Maryland, Amerika Serikat, kemudian di Panin Asset Management sebagai analis saham sektor semen dan perkebunan. Serta di Bank Negara Indonesia (BNI) dengan jabatan terakhir sebagai Divisi Perencanaan Strategis Unit Riset Bisnis dan Ekonomi.
“Lahir dimana, sampai dengan S2 dimana, bekerja dimana, selalu beda-beda tempat. Begitulah hidup, tapi kita tetap cinta Indonesia, cinta budaya dan wisata dan sejarahnya,” ujar Asti.
Mendampingi Ramadhan Pohan sejak 1998 silam, dan kini secara penuh bergelut di dunia politik bukanlah sesuatu yang dianggap ‘wah’ bagi Asti. Sebaliknya, menurut ia, posisi politik sang Suami adalah posisi amanah yang penuh tanggung jawab dan harus dijalani dengan konsistensi. Beruntungnya, Ramadhan Pohan adalah sosok yang tak ingkar janji.
“So far. Dia (Ramadhan) kalau dia commited (komitmen) selalu delivered (tercapai). Typical yang focus, kecuali ada hal-hal yang memang sudah diluar dugaan yang tak dijangkau (force majeure). Maksudku kalau diluar jangkauan, ya ga janji,” tutur wanita yang mengaku hobby nyanyi dan masak ini.
Sebagai istri, Asti mengaku tentu mendukung sepenuhnya ayah dari kedua anaknya itu. Secara Khusus pada posisi saat ini yang maju pada Pilkada Medan sebagai calon Wali Kota. Asti mengaku mendukung sepenuhnya cita-cita tulus sang suami yang ingin mewujudkan perubahan di Kota Medan.
Tak hanya dirinya, ke dua anak Farisreyhan Zachary Pohan yang kini duduk di bangku SMA dan sang putri Raina Mahalia Karis Pohan yang duduk di bangku SMP juga selalu memberikan support dan dukungan kepada sang ayah.
“Anak cowok saya suka koment tentang politik lho. Juga move (gerakan) si ayah di komenin. Kita fokus berfikir dan mendukung untuk kemenangan suami saya. Dan Untuk Medan, saya sepakat kalau Medan harus berubah. Untuk berubah, Medan perlu see it out of box makanya butuh orang yang terbiasa melihat selain medan. Saya percaya suami saya bisa merubah medan. Karena dia pekerja keras,” imbuh wanita yang mengaku tak suka di foto itu.
Bagi Asti kehidupan politik sang suami sangat ia pahami. Apalagi sejak Ramadhan Pohan semakin banyak menghabiskan waktu di Kota Medan. Asti mengaku seluruh anggota keluarga menaruh rasa saling pengertian.
“Kita saling pengertian. Karena saya juga kerja, dia (Ramadhan) mengijinkan. Anak-anak pengertian juga. Walau suami sudah beberapa tahu banyak menghabiskan waktu di Medan, tapi kita selalu menanti ayah kembali untuk menikmati bercengkerama bersama,” ucap wanita yang beberapa kali menjadi narasumber tv swasta nasional ini.
Disinggung jika nantinya Ramadhan Pohan diberikan amanah oleh rakyat menjabat Wali Kota Medan, Asti mengaku tak terkejut. Asti sebaliknya mengaku akan menegaskan diri agar sang suami tetap berpegang teguh pada janji-janji yang disampaikan kepada rakyat selama kampanye.
“Apa yang dijanjikan itu harus deliver. Anak istri juga malu kalau janji kampanye suami gak terlaksana,” tegas Asti.
Soal ibu PKK, Asti mengaku akan siap menjadi panutan dan tauladan bagi ibu-ibu di Kota Medan. Bahkan Asti mengaku sudah berangan-angan menjadi teladan soal hidup efisien dan pola hidup sehat. Tak hanya itu, Asti juga sudah menyusun beberapa program sederhana.
“Ya harus bisa. Aku ingin menjadi teladan ibu-ibu Medan soal hidup sehat dan berpola hidup sehat. Soal program, mungkin bolehlah promote sampah jadi green energy, kalau sukses mudah-mudahan bisa bikin Medan cantik bersih dan memberikan tambahan penghasilan untuk orang sekitar pasar,” ujar Asti bersemangat.
Artikel ini ditulis oleh: