Jakarta, aktual.com – Ibu hamil yang berpuasa dianjurkan menyantap makanan dengan jumlah kalori sekitar 1400-1600 kkal per hari, kata spesialis kebidanan dan kandungan dr. Charnaen M. Ibrahim, Sp.OG dari Universitas Sriwijaya.
“Anjuran asupan kalori ketika berpuasa saat hamil adalah sekitar 1400 sampai 1600 kkal sehari dari saat sahur dan berbuka,” kata Charnaen, Rabu (13/4).
Dia menganjurkan ibu hamil melatih puasa secara bertahap, terutama bila punya keluhan soal lambung dan pencernaan. Selain itu, penting juga untuk mencukupi jumlah cairan sebanyak tujuh hingga delapan gelas per hari.
Minumlah dua gelas sebelum sahur, 1-2 gelas setelah sahur, dua gelas setelah berbuka puasa, 1-2 gelas setelah makan malam serta dua gelas setelah shalat isya atau tarawih.
Spesialis kebidanan dan kandungan dr. Zeissa Rectifa Wismayanti, Sp.OG menjelaskan, ibu hamil harus memastikan asupan nutrisi dan gizi seimbang terpenuhi di setiap waktu makan.
Pilih makanan yang mengandung karbohidrat, protein hewani, protein nabati, lemak, vitamin, dan mineral ketika makan sahur dan berbuka supaya kebutuhan gizi ibu hamil dan janin tercukupi
“Hindari processed food yang banyak mengandung garam dan lemak, serta makanan olahan dari gula sederhana,” kata Zeissa dikutip dari keterangan resmi, Rabu.
Zeissa menjelaskan, kedua jenis makanan tersebut biasanya mudah diolah untuk tubuh sehingga cepat membuat ibu hamil kenyang, tetapi di sisi lain juga mudah kembali lapar. Karbohidrat yang disarankan untuk ibu yang mengandung adalah gandum, oat, nasi merah, hingga nasi cokelat.
Minuman yang mengandung kafein tidak disarankan karena memicu buang air kecil, sakit kepala dan jantung berdebar serta mengurangi kadar zat besi yang bisa diserap tubuh. Bila tidak tahan mengonsumsi kafein, ada batas yang disarankan, yakni tak lebih dari 200 miligram per hari yang setara dengan dua cangkir kopi instan.
“Nah, tapi perlu diingat juga ya, selain kopi, teh dan cokelat juga mengandung kafein,” kata Zeissa.
Saat buka puasa, disarankan untuk tidak makan dalam satu porsi yang besar sekaligus, melainkan bertahap dalam porsi kecil agar perut tidak terasa begah. Makanlah sedikit saat berbuka puasa, kemudian lanjutkan lagi setelah selesai shalat isya atau tarawih untuk mengembalikan energi.
Menurut Charnaen yang praktik di RS Pondok Indah – Bintaro Jaya, berpuasa aman dilakukan saat kehamilan karena ibadah Ramadhan ini hanya mengubah waktu makan, bukan proporsi makanan. Berpuasa memberikan jarak bagi tubuh untuk mengolah makanan, membuat tubuh bisa beristirahat, juga membantu memperbaiki metabolisme.
Namun, patut diingat ketahanan tubuh serta kekuatan organ-organ tubuh masing-masing ibu hamil berbeda. Oleh karena itu, dia mengingatkan ibu hamil untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum mempertimbangkan untuk puasa.
“Apabila ada keluhan seperti pusing, lemas, keringat dingin, sebaiknya tidak melanjutkan puasanya,” kata Charnaen.
Zeissa menambahkan, hal terpenting dalam berpuasa adalah niat dan hati lapang agar ibadah Ramadhan ini bisa tetap dinikmati meski dalam kondisi mengandung.
Ibu hamil yang tidak menunjukkan peningkatan berat badan baik atau bahkan mengalami penurunan berat badan, merasa terlalu lemas, pusing, penglihatan kabur atau berkeringat dingin saat puasa diminta untuk tidak ragu membatalkannya.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara
Rizky Zulkarnain