Jakarta, Aktual.com – Sejarawan dari Lembaga Ilmu Penelitian Indonesia Dr. Asvi Warman Adam berpendapat pemerintah jangan hanya menekankan wacana Bela Negara, tapi juga Bela Masyarakat.

Sebab, kata dia, dalam sejarahnya tanpa harus ada wacana Bela Negara pun selama 70 tahun Indonesia merdeka sudah menunjukkan peran masyarakat.

“Kalau kita lihat pada masa revolusi kemerdekaan itu sangat jelas bahwa belanegara itu bukan hanya oleh negara, tetapi oleh masyarakat,” kata Asvi, saat diskusi di Jakarta, Minggu (1/11).

Dia mencontohkan tanggal 22 Oktober yang dicanangkan sebagai hari penting, yakni Hari Santri. Meski disebut sebagai hari santri, Asvi menganggap yang terpenting dari hari itu adalah saat pendiri NU, KH. Hasyim Asyari mencanangkan resolusi jihad.

“Ketika beliau mengatakan wajib bela tanah air, bagi saya itu yang lebih penting,” ujar dia.

Berdasarkan catatan sejarah, sambung dia, di Indonesia jangan hanya menekankan bela negara saja. Karena bela masyarakat, ujar dia, bukan tugas polisi saja yang jumlahnya terbatas. “Kita ingin masyarakat ini aman, terjamin dari situasi yang membahayakan. Karena itu pemikiran saya hendaknya Bela Negara juga diikuti Bela Masyarakat,” ucap dia.

Artikel ini ditulis oleh: