Mataram, Aktual.com – Pemerintah Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, gratiskan pelajar menggunakan bus rapid transit (BRT) yang akan mulai beroperasional pada Senin (21/11).

“Penumpang BTR dari kalangan pelajar kita gratiskan hingga tahun 2017,” kata Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kota Mataram H Khalid di Mataram, Sabtu.

Khalid mengatakan, digratiskannya pelajar menggunakan BRT itu sebagai bentuk sosialisasi terhadap keberadaan BRT sehingga pelajar mau menggunakan BRT sebagai alat trasportasi umum.

Pemanfaatan BRT oleh pelajar secara maksimal dapat mengurangi kemacetan arus lalu lintas pada jam-jam tertentu yakni saat jam pergi dan pulang sekolah karena pelajar tidak lagi menggunakan sepeda motor ke sekolah.

“Pemerintah Kota Mataram telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp1 miliar untuk subdisi biaya operasional kendaraan (BOK) BRT tahun 2017,” sebutnya.

Dengan demikian, walaupun anggaran Rp1 miliar itu belum terealisasi pada awal tahun 2017, BRT harus tetap beroperasional untuk antar jemput pelajar dan masyarakat umum lainnya.

Dikatakan, untuk ketetapan gratis hingga akhir tahun ini disubsidi dari APBN, sedangkan untuk tahun 2018 akan diupayakan penumpang dari kalangan pelajar tetap gratis sedangkan untuk masyarakat umum masih direncanakan tarifnya sebesar Rp4.000 per penumpang.

Menyinggung tentang usulan dari Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) terkait penggunaan kartu bagi penumpang bagi pelajar sebagai alat kontrol di halte mana siswa akan naik dan turun, Kalid mengatakan, hal itu menjadi masukan yang bagus.

Setelah beropersional, katanya, berbagai hal kelebihan dan kekurangan tentunya menjadi bahan evaluasi, termasuk penggunaan kartu bagi pelajar.

“Nanti kita koordinasikan dengan pihak provinsi, siapa yang akan menerbitkan kartu tersebut apakan dibagi, misalnya SMA/sederajat dikeluarkan provinsi sedangkan SMP/sederajat menjadi tanggung jawab kita di kota,” katanya.

Selain kartu bagi penumpang pelajar, Khalid juga mengakui masalah halte yang masih sangat kurang, dimana untuk dua koridor jalur BRT di Mataram yakni Jalan Lingkar Selatan dan Lingar Utara semestinya membutuhkan 40 halte.

Tapi halte yang ada saat ini baru tujuh unit, namun pemerintah telah mengantisipasi dengan menggunakan rambu bus setop.

“Pembangunan halte sesuai kebutuhan akan kita penuhi secara bertahap,” ujarnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Arbie Marwan