Jakarta, Aktual.co —Ketua Komisi D bidang pembangunan, Mohammad Sanusi melihat ada masalah dalam sistem drainase di Jakarta. Di mana saluran drainase dibuat rata lebih rendah dibanding saluran sekunder yang terhubung ke sungai. Akibatnya, saat hujan mengguyur, genangan ataupun banjir terjadi di mana-mana di Jakarta.
Untuk mengatasinya, politisi Gerindra itu berpendapat Pemprov DKI harus punya pompa air dengan jumlah yang banyak. Selain itu, si pompa juga harus menggunakan teknologi baru. Yakni model mur. Karena jika menggunakan pompa model lama baling-baling, akan banyak rusak karena banyak tersangkut sampah.
“Kita butuh yang model mur. Sehingga sampah naik ke atas. Orang pun gak mati masuk ke pompa, tapi naik dia ke atas,” kata Sanusi, di Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Kamis (10/12).
Selain memperbanyak jumlah pompa, solusi lain untuk mengatasi banjir di Jakarta akibat buruknya sistem drainase adalah dengan membuat waduk-waduk di hulu Jakarta.
Nantinya, waduk-waduk itu dilengkapi dengan pompa-pompa injeksen weel (model mur). Untuk menyedot air dari danau dan mengaliri air ke sungai saat musim kemarau.
Sanusi yakin Bogor sebagai daerah penyangga akan setuju dengan rencana pembuatan waduk. Bahkan menurutnya hal itu adalah mudah saja dilakukan.
“Karena hulu ada di Bogor ya beli saja tanah di sana 1000 hektar untuk membuat waduk. Terus status waduknya kita hibahkan ke Bogor. Nah nantinya Bogor dapat apa karena saya yakin keberadaan waduk bisa dikelola Pemerintah Bogor,” ujarnya.
Namun Sanusi juga berpendapat persoalan banjir di Jakarta bukan cuma tanggung jawab Pemprov DKI. Tapi tanggung jawab Pemerintah Pusat. “Tanggungjawab Pemprov DKI sebenarnya hanya lebih kepada genangan-genangan saja,” ujarnya.
Artikel ini ditulis oleh:

















