Jakarta, Aktual.co —’Blusukan’ yang dilakukan Presiden Joko Widodo bersama Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), Rabu (18/2) lalu di sodetan Ciliwung, dianggap belum cukup.
Pemerhati tata kota dari Universitas Trisakti, Yayat Supriyatna berpendapat Jokowi jangan hanya mengecek keberlangsungan program penanganan banjir saja. Karena banjir Jakarta bukan hanya di persoalan drainase, tapi penyebab di balik itu juga harus ditangani.
“Salah satunya, penurunan permukaan tanah di Jakarta yang semakin hari semakin tambah parah,” ujar dia, saat dihubungi Jumat (20/2).
Kata dia, semakin rendahnya permukaan tanah di Jakarta, membuat air sulit mengalir sehingga timbulkan genangan yang diperparah dengan tidak berfungsinya drainase.
Menurut Yayat, agar drainase bisa kembali berfungsi harus dibuat sistem polder atau kolam penampungan.
Untuk itu, Jokowi harus bisa menginstruksikan instansi terkait, baik kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, maupun Pemprov DKI untuk memperbanyak kolam penampungan air dan rumah pompa. “Sebagai salah satu solusi mengatasi banjir di Jakarta,” kata Yayat.
Setiap polder, kata dia, harus dilengkapi pompa. Karena saluran drainase tersiernya lebih rendah dari saluran penghubung atau saluran makro.
“Sehingga air yang tidak mengalir di lingkungan pemukiman bisa dipompa. Jadi, DKI ini sekarang harus memperbanyak pompa-pompa dan polder-polder,” ucap dia.
Artikel ini ditulis oleh:

















