Jakarta, Aktual.com — Harga-harga pangan menjelang bulan Ramadhan sudah mulai merangkak, sehingga dituntut peran besar pemerintah untuk dapat mengendalikannya. Namun sayangnya, kondisi lonjakan harga itu disikapi pemerintah dengan melakukan impor pangan. Padahal mestinya, pemerintah bisa mencarikan solusi tepat untuk mengatasi kejadian tahunan ini.
“Pemerintah memiliki tim dan orang-orang ahli ekonomi yang bisa memberikan solusi untuk menekan lonjakan harga pangan, tanpa harus melakukan impor. Kalau hanya impor, mana kerja pemerintah?” ujar Ketua Harian DPP Partai Gerindra, Moekhlas Sidik dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Kamis (2/6).
Menurut dia, dengan sikap seperti itu keseriusan pemerintah untuk mengendalikan lonjakan harga pangan tidak tampak. Padahal, tren kenaikan harga pangan yang terjadi setiap tahun ini seharusnya sudah diprediksi pemerintah dari jauh-jauh hari.
“Sehingga pemerintah bisa menekan harga pangan dengan tidak melakukan impor sebagai alternatif terakhirnya,” tandas Moekhlas.
Moekhlas menjelaskan, selain impor, ada banyak cara yang seharusnya dilakukan pemerintah untuk menekan lonjakan harga pangan setiap menjelang Ramadhan dan hari raya nantinya.
“Yakni dengan melakukan operasi pasar serta mengevaluasi dan mengawasi rantai distribusi,” tegas dia.
Dia sangat tidak habis pikir, jika pemerintah lagi-lagi hanya mengeluarkan kebijakan impor pangan untuk mengatasi lonjakan harga pangan itu.
“Padahal, ada banyak cara selain impor, kenapa impor selalu diutamakan dan terkesan dipaksakan? Apa pemerintah dapat untung dari program impor tersebut? Kalau begitu, berarti yang ‘Lebaran’ nantinya hanya pemerintah saja, bukan rakyat kecil,” sindir dia.
Ia kembali menambahkan, sehingga apa pun komoditas yang diimpor, seperti bawang merah yang dipastikan akan segera diimpor, Moekhlas menilai hal tersebut sangat tidak wajar.
Sebab, berdasarkan data yang dihimpun Gerindra, ketersediaan bawang merah untuk periode Juni-Juli 2016 sebanyak 283 ribu ton, sedangkan permintaan pasar hanya 189 ribu ton.
“Itu artinya, stok bawang merah kita surplus. Lalu kenapa pemerintah memaksakan impor? Ini sangat tidak wajar,” keluh dia.
Karena itu, Moekhlas berharap pemerintah bisa konsisten dengan janji-janjinya yang akan menyejahterakan para petani dan menjaga kestabilan harga pangan.
“Kita akan selalu awasi dan kritisi kebijakan pemerintah yang aneh dan terkesan mencari keuntungan semata. Ingat, ini negara bukan perusahaan jadi jangan dikelola demi mencari keuntungan saja, tetapi harus dikelola secara manusiawi,” kecam Moekhlas.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka