Seorang karyawan mengamati pergerakan angka Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (2/11). IHSG pada Senin sore ditutup menguat tipis sebesar 9,40 poin atau 0,2 persen ke 4.464,58 dengan 100 saham menguat, 175 melemah, dan 76 stagnan. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/kye/15.

Jakarta, Aktual.com — PT Ateliers Mecaniques D’Indonesie (Atmindo) akan melepas sebagian sahamnya ke publik sebanyak 240.000.000 lembar dengan menawarkan harga di kisaran Rp120-Rp140 per saham.

“Kami berharap, melalui aksi korporasi ini perseroan bisa meraup dana sekitar Rp29 miliar-Rp35 miliar untuk memperkuat modal kerja,” ujar Presiden Direktur Atmindo Rudy Susanto di Jakarta, Rabu (19/11).

Ia mengemukakan bahwa sebanyak 32 persen dari perolehan dana IPO itu akan digunakan untuk memproduksi produk ketel uap (boiler) maupun peralatan siap pakai (auxiliary) yang dipesan pelanggan. Sisa dana IPO sebesar 68 persen akan dimanfaatkan untuk membayar utang ke HSBC sebesar Rp50 miliar.

“Penggunaan dana IPO tidak digunakan untuk investasi karena kami sudah melakukan penambahan pabrik dan kantor cabang serta pelayanan sebelum kami memproses IPO,” katanya.

Ia mengemukakan bahwa ketel uap yang diproduksi perusahaan akan digunakan pabrik kelapa sawit. Ketel uap merupakan alat untuk memproduksi uap yang fungsi utamanya menghasilkan uap kering untuk pasteurisasi, sterilisasi dan bahkan pembangkit listrik tenaga uap.

“Harga boiler di atas Rp6 miliar untuk satu unitnya,” katanya.

Ia mengemukakan bahwa “boiler” Atmindo dijual ke pasar domestik dan luar negeri. Porsi penjualan domestik sebanyak 70 persen sementara sisanya untuk ekspor seperti ke Guetamala, Gabon, Papua Nugini, Malaysia dan Nigeria.

Untuk mengantisipasi permintaan “boiler” seiring dengan kebutuhan untuk kelapa sawit, Rudy Susanto mengatakan bahwa Atmindo akan meningkatkan kapasitas pabrik menjadi 40 unit per tahun dari tujuh unit per tahun.

Analis Panin Sekuritas Purwoko Sartono mengatakan bahwa uap bertekanan juga digunakan untuk proses perebusan buah kelapa sawit sebelum diperas untuk diambil minyaknya (CPO). Dengan demikian, boiler dapat dikatakan sebagai jantung dari pabrik kelapa sawit.

Dampak pelemahan harga minyak sawit mentah, menurut dia, perusahaan tidak terlalu sensitif dengan sentimen itu. Karena ketika buah kelapa sawit matang, maka harus diproses segera, jika tidak kualitasnya akan menurun.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka