Jakarta, Aktual.com — Analis Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Dani Setiawan menyayangkan langkah PT Pertamina (Persero) yang mengaudit anak usahanya Pertamina Energy Trading Ltd (Petral) hanya terbatas sejak periode 2012 sampai 2014. Akibatnya, muncul beragam spekulasi adanya upaya menutupi kesalahan di tahun-tahun sebelumnya.

“Petral kan sudah didirikan sejak lama, dengan begitu, menurut saya ada kelompok-kelompok yang mau dilindungi atau ada kerugian negara yang mau dipangkas dari hasil audit ini. Dan itu sangat tergantung pada TOR nya, audit itu mau dimulai sejak tahun berapa,” kata Dani saat ditemui di Indramayu, Jawa Barat, Selasa (17/11).

Dirinya pun tidak menampik dugaan dan spekulasi yang menyebutkan adanya upaya menutupi kesalahan Menteri ESDM Sudirman Said semasa masih menjabat sebagai Vice President (VP) Integrated Supply Chain (ISC) Pertamina.

“Iya betul. Seperti yang saya bilang tadi memang nampaknya ada upaya untuk melindungi kelompok-kelompok tertentu. Seperti diatur agar tidak muncul di dalam audit yang menjadi permainan,” ungkapnya.

Sebagai informasi berdasarkan data yang diperoleh, diketahui Sudirman Said sewaktu menjabat VP ISC, pada tahun 2009 dalam beberapa pengadaan (Minyak Mentah dan BBM) kerap melakukan inefisiensi bahkan cenderung melakukan ‘mark up’ dan merugikan pertamina. Sudirman melakukan pembelian (Minyak Mentah dan BBM) dengan harga alfa (diluar MOPS) tertinggi hingga US$6,50/barel. Padahal pembelian sebelumnya tidak pernah mencapai angka setinggi itu (rata-rata US$3/barel). Sampai akhirnya ISC era Sudirman Said dilikuidasi (Maret 2009), dan harga alfa (dilluar MOPS) kembali ke angka kisaran US$3/barel.

Hal ini diketahui dalam beberapa Purchasing Order (PO) nomor 121/TOO300/2009-SO , tanggal 21 Januari 2009, Nilai alfa (diluar MOPS) US$6,50/barel, No PO 116/TOO300/2009-SO, nilai alfa (diluar MOPS) US$5,70/barel tertanggal 20 Januari 2009 dan PO 113/TOO300/2009-SO tertanggal 20 Januari 2009, seharga alfa (Diluar MOPS) US$5,95/barel. Semua dokumen tersebut ditandatangani oleh VP Procurement, Sales dan Market Analysis, Daniel Purba. Saat ini Daniel Purba pun menjabat sebagai VP ISC Pertamina.

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan