Wina, Aktual.com – Austria akan membangun pagar di sepanjang perbatasan wilayahnya dengan sesama anggota Uni Eropa (UE), Slovenia, untuk memperlambat arus pendatang, kata Menteri Dalam Negeri Johanna Mikl-Leitner.
Kedua negara itu termasuk bagian dari wilayah bebas paspor negara Schengen dan menjadi negara persinggahan utama puluhan ribu pengungsi dan pendatang putus asa, yang ingin sampai ke Eropa utara melalui wilayah Balkan (Eropa Tenggara).
“Tindakan itu untuk memastikan ketertiban dan mengendalikan pintu masuk ke negara kami, bukan tentang menutup perbatasan,” kata menteri itu dalam penyiaran umum Oe1, dikutip dari AFP, Rabu (28/10).
Politisi dari partai konservatif rakyat Austria (OeVP) itu menambahkan bahwa, keadaan berbahaya tersebut semakin tinggi dengan banyak orang terpaksa menunggu di suhu dingin berjam-jam sebelum diizinkan melewati satu negara ke negara lain.
“Kami tahu bahwa dalam beberapa hari dan minggu terakhir, kelompok imigran menjadi tidak sabar, agresif dan emosional. Jika orang-orang tersebut saling mendorong dari belakang, anak-anak dan perempuan terjebak di antaranya, anda perlu tetap stabil dan mengambil langkah besar,” kata Mikl-Leitner.
Menteri itu pada Selasa (27/10) mengisyaratkan pembuatan pagar dalam kunjungan ke daerah perbatasan Spielfeld dan mengatakan dirinya mempertimbangkan “tindakan struktural” yang perlu direalisasikan di pos pemeriksaan.
Selain itu, menteri pada pekan lalu juga mengkritik keras kepada partai oposisinya dengan mengatakan bahwa saat ini adalah waktunya bagi UE membangun benteng Eropa.
Namun, partai Demokrat Sosialis (SPOe) yang berada dalam koalisi nasional dengan partai konservatif, tampaknya berpihak pada Mikl-Leitner.
Menteri Pertahanan dari kubu SPOe Geral Klug mengatakan dirinya membayangkan adanya palang di perbatasan Spielfeld untuk dapat mengendalikan para imigran secara tertib.
Lebih dari 700 ribu orang yang mengungsi dari peperangan telah mencapai pantai Mediterania di Eropa sepanjang tahun ini, mayoritas dari mereka berasal dari Suriah, Afghanistan dan Irak.
Mereka memulai perjalanan yang melelahkan dari Yunani melalui wilayah Balkan barat dan Eropa Tengah dengan harapan mencapai pusat ekonomi UE, Jerman, sebagai tujuan pilihan untuk banyak imigran.
Artikel ini ditulis oleh: