Sedangkan Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank menguat 33 poin menjadi Rp13.312, dibandingkan sebelumnya di posisi Rp13.345 per dolar AS. Analis menilai aliran dana asing ke aset berdenominasi rupiah menjadi salah satu faktor yang terus mendorong mata uang domestik terapresiasi terhadap dolar AS.
“Aliran dana asing meningkat, itu terlihat dari penurunan yield surat utang negara (SUN) serta kenaikan indeks harga saham gabungan (IHSG), kondisi itu membawa rupiah terapresiasi,” ujar Ekonom Samuel Sekuritas, Rangga Cipta.
Ia menambahkan efek hasil pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada 14-15 Maret 2017 lalu yang lebih “dovish” dari ekspektasi pasar membuat laju dolar AS cenderung tertahan.
Kendati demikian, menurut dia, performa rupiah relatif masih kalah dibanding apresiasi kurs rekan dagang utama lainnya. Diharapkan sentimen positif dari harapan kenaikan peringkat utang Indonesia oleh Standard & Poor’s (S&P) yang masih kuat sehinga menjaga fluktuasi rupiah di area positif.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara
Eka