Jakarta, Aktual.com – Kendati data-data ekonomi nasional mulai membaik, namun laju nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (USD) pada perdagangan awal pekan ini sepertinya masih akan terbatas. Sekalipun mengalami apresiasi, tetap di area yang terbatas.
Kondisi anomali seperti ini terjadi di tengah pelemahan USD seiring data-data ekonomi China yang terus membaik.
“Kini rupiah cenderung bergerak menguji level resisten di area 12.996 dan support di rentang 13.057,” tegas analis PT NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada di Jakarta, Senin (17/10).
Menurutnya, para pelaku memandang laju inflasi Indonesia di bulan Oktober diperkirakan masih stabil. Selain itu, juga akan diikuti oleh perbaikan data-data lainnya serta ekspektasi akan progres pembangunan infrastruktur di Indonesia.
Sementara di tingkat global, kata Reza, membaiknya data consumer prices inflation China telah memberikan kesempatan bagi laju yuan untuk menguat dan mengimbangi laju USD. Sehingga yang terjadi laju USD tak berdaya terhadap mayoritas mata uang dunia lainnya.
Di sisi lain, lanjut dia, imbas pelemahan data ekspor-import China sebelumnya pada proyeksi kenaikan suku bunga The Fed yang kemungkinan tertunda karena kekhawatiran negatif terhadap laju perekonomian AS turut membuat laju USD terhambat.
“Sehingga di akhir pekan lalu, setelah sempat terdepresiasi cukup dalam pada perdagangan sebelumnya, laju rupiah memang mampu berbalik menguat,” tandasnya.
Sebelumnya, kata dia, masih minimnya sentimen dari domestik membuat laju rupiah tak dapat menghindari pelemahan.
“Namun eksepektasi pasar relatif positif. Sehingga bisa membuat laju rupiah di zona hijau. Tapi tetap waspadai sentimen yang ada,” tandasnya.
*bustomi
Artikel ini ditulis oleh: