Pelemahan GBP terjadi seiring sikap antisipasi pelaku pasar terhadap bakal diadakannya Pemilihan umum pada bulan Juni.

“Sedang pelemahan harga minyak seiring kekecewaan pasar terhadap waktu pemangkasan output produksi minyak yang hanya 9 bulan dan jumlah output produksi sebanyak 1,8 juta liter per barel,” papar dia.

Akhir pekan lalu, penguatan rupiah karena merespon positif terhadap penanganan aksi teror bom itu. Namun ternyata sentimen itu tak berlangsung lama.

“Pelaku pasar (yang mengoleksi rupiah) diharapkan dapat mengantisipasi potensi kenaikan USD ini. Meski masih ada potensi penguatan rupiah, namun tetap berhati-hati terhadap sentimen yang ada,” ungkap dia.

Diperkirakan, kata dia, laju rupiah akan bergerak pada level support di kisaran Rp13.318. Sedang untuk level resisten akan berada di rentang Rp13.289.

(Busthomi)

Artikel ini ditulis oleh:

Eka