Jakarta, Aktual.com — Analis pasar modal memprediksi laju pelemahan pada Rupiah masih berlanjut di akhir pekan. Masih maraknya penilaian terhadap ECB yang akan melonggarkan pengetatan moneternya melalui stimulus moneter yang akan diluncurkan membuat laju Euro terdepresiasi terhadap USD.

“Kondisi tersebut tidak memungkinkan untuk laju Rupiah dapat berbalik menguat setelah sentimen yang ada lebih mendukung laju USD untuk dapat bergerak positif,” ujar kepala riset NHKSI, Reza Priyambada di Jakarta, Senin (29/11).

Di sisi lain, laju USD pun makin menanjak setelah berita Swiss National Bank yang kemungkinan akan melakukan pemangkasan suku bunga sehingga berimbas pada penurunan CHF terhadap US$. Tentu saja peningkatan laju USD tersebut berimbas pada melemahnya laju Rupiah. Terpantau di akhir pekan, laju EUR, GBP, AUD, JPY, dan beberapa lainnya mengalami pelemahan.

“Laju Rupiah diprediksi akan berada di bawah target support 13.745. Sedangkan kurs tengah Bank Indonesia akan berada di kisaran Rp13.765-13.738. Tetap mencermati sentimen yang ada dan mewaspadai akan masih adanya potensi pelemahan lanjutan,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka