Jakarta, Aktual.com – Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antar bank menguat 23 poin menjadi Rp13.357, dibandingkan sebelumnya di posisi Rp13.380 per dolar AS.
“Rupiah mulai kembali mendapatkan momentum penguatannya, sentimen harga komoditas yang masih optimistis meningkatkan daya tarik aset berdenominasi rupiah,” kata ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta di Jakarta, Senin (9/1).
Ia menambahkan bahwa meredanya ketidakpastian global juga mengembalikan kepercayaan Bank Indonesia untuk mendukung pertumbuhan ekonom dalam negeri. Bank Indonesia menyatakan ada sedikit ruang pelonggaran moneter.
Dari eksternal, lanjut dia, data ekonomi Amerika Serikat yang di bawah ekspektasi, turut menjadi salah satu faktor penekan dolar AS yang sejalan juga dengan penurunan imbal hasil US Treasury.
Ia memaparkan bahwa tingkat pengangguran AS naik ke 4,7 persen pada Desember 2016 dari sebelumnya 4,6 persen, sementara tingkat pertambahan tenaga kerja non-pertanian Amerika Serikat yang di bawah ekspektasi pasar.
Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada menambahkan bahwa pergerakan rupiah juga memanfaatkan kondisi kenaikan defisit neraca perdagangan Amerika Serikat yang diikuti dengan penurunan data “factory orders” sehingga laju dolar AS cenderung tertekan.
Di sisi lain, lanjut dia, ketidakpastian mengenai hubungan dagang Amerika Serkat-Tiongkok turut membuat pelaku pasar lebih memilih pasar negara berkembang.
“Tidak hanya itu, belum adanya realisasi dari kebijakan-kebijakan presiden terpilih Donald Trump membuat efek Trump mulai melemah, dan membuat para investor kembali berinvestasi di negara-negara berkembang termasuk Indonesia,” katanya.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara
Eka