Jakarta, Aktual.com — Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta ditutup menguat 63 poin menjadi Rp13.268 dibandingkan posisi sebelumnya di posisi Rp13.331 per dolar AS.
“Munculnya sinyal kesepakatan untuk menyelesaikan permasalahan utang Yunani mengangkat optimisme kreditur internasional dan berdampak positif pada pasar keuangan di negara-negara berkembang,” kata Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Senin (22/6).
Ia mengemukakan bahwa Perdana Menteri Alexis Tsipras akan bertemu dengan Ketua Komisi Eropa, Bank Sentral Eropa (ECB) dan lembaga Dana Moneter Internasional (IMF) untuk meraih kesepakatan negosiasi dana talangan.
“Pihak-pihak itu akan mengadakan pertemuan setelah Yunani mengajukan proposal reformasi yang baru pada hari Minggu kemarin (21/6). Sebagian analis memperkirakan probabilitas kesepakatan cukup besar, meski mungkin diraih pada ‘last minute’,” katanya.
Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada menambahkan bahwa selain sentimen Yunani, laju mata uang rupiah juga dipengaruhi oleh meredanya sentimen dari bank sentral AS (the Fed) terkait kenaikan suku bunga (Fed fund rate).
Ia mengatakan bahwa the Fed memang memastikan suku bunga akan naik di tahun ini, namun the Fed masih menunjukkan kehati-hatian mengenai kapan dan berapa besar suku bunga akan dinaikkan.
“Waktu dan besarnya kenaikan Fed fund rate masih bergantung data-data ekonomi AS yang dirilis selanjutnya,” katanya.
Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Senin (22/6) mencatat nilai tukar rupiah bergerak menguat menjadi Rp13.318 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp13.324 per dolar AS.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka