Jakarta, Aktual.co — Setelah terapresiasi 0,11% ke level Rp12.976 per dolar AS pada penutupan perdagangan akhir pekan lalu, laju rupiah pada perdagangan awal pekan ini kembali melemah 0,14% ke Rp12.994 per dolar AS. Mengutip data Bloomberg, laju rupiah pada pukul 09.00 anjlok 0,55% ke Rp13.047 per dolar AS pada sekitar pembukaan BEI.

“Dolar AS naik terhadap mayoritas mata uang dunia termasuk rupiah setelah tingkat pengangguran dan pertambahan tenaga kerja non-pertanian Amerika Serikat diumumkan membaik,” kata Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta di Jakarta, Senin.

Menurut dia, data Amerika Serikat yang positif itu kembali membangkitkan harapan kenaikan suku bunga AS (Fed fund rate) pada tahun ini sehingga menekan aset mata uang berisiko, salah satunya rupiah. Namun, lanjut dia, berita positif dari Tiongkok yang mencatatkan surplus neraca perdagangannya, serta adanya negosiasi antara Yunani dan Uni Eropa menjelang jadwal pembayaran bunga utang Yunani, diperkirakan dapat menahan laju penguatan dolar AS lebih tinggi terhadap mata uang berisiko.

Selain itu, ia menambahkan bahwa diluncurkannya program ‘quantitative easing’ (QE) oleh bank sentral Eropa (ECB) sepertinya juga akan berdampak positif terhadap pasar keuangan global ke depannya.

Dari dalam negeri, ia mengatakan bahwa sentimen untuk rupiah juga masih cukup positif. Cadangan devisa Indonesia yang meningkat periode Februari 2015 menunjukkan aliran dana asing masih cukup deras ke dalam negeri. “Rupiah diperkirakan masih berpotensi untuk kembali menguat,” katanya.

Dalam data Bank Indonesia, tercatat posisi cadangan devisa Indonesia per akhir Februari 2015 sebesar 115,5 miliar dolar AS atau setara dengan Rp1.501,5 triliun (kurs Rp13.000 per dolar AS), meningkat 1,3 miliar dolar AS atau Rp169 triliun dari posisi akhir Januari 2015 sebesar 114,2 miliar dolar AS atau Rp1.484,6 triliun.

Analis PT Platon Niaga Berjangka Lukman Leong menambahkan bahwa meningkatnya cadangan devisa Indonesia itu akan menjadi salah satu penopang bagi laju mata uang rupiahke depannya. “Meningkatnya cadangan devisa itu menunjukkan ekonomi Indonesia masih kuat di tengah perlambatan global, dan cadangan devisa juga masih mampu menjaga pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan,” katanya.

Sementara itu, berdasarkan data indikasi kurs TT Bank Mandiri pada pukul 09.10, Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berada di posisi level harga jual Rp13.097,00, dengan harga beli di level Rp12.933,00

Berikut kurs mata uang di  data Bank Mandiri.
USD 12.933,00/13.097,00     
AUD 9.883,00/10.174,00     
CAD 10.196,00/10.433,00     
CHF 12.985,00/13.425,00     
NZD 9.443,00/9.703,00     
DKK 1.827,00/1.965,00     
GBP 19.405,00/19.781,00     
HKD 1.621,00/1.736,00     
JPY 106,15/109,38     
SGD 9.312,00/9.543,00     
EUR 13.957,00/14.270,00     
SAR 3.329,00/3.621,00     
SEK 1.491,00/1.584,00     
NOK 1.578,00/1.722,00     
CNY 2.031,00/2.125,00

Artikel ini ditulis oleh: