Jakarta, Aktual.com — Uang-uang tak layak edar, seperti dalam kondisi lusuh dan bahkan berbakteri yang bisa mendatangkan penyakit masih banyak beredar di masyarakat. Namun, uang-uang itu saat ini hanya ada di pulau-pulau terpencil yang susah dijangkau oleh mode transportasi.
“Uang yang tidak layak edar itu selain lusuh juga mengandung bakteri. Sehingga dapat menularkan penyakit,” tandas Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Uang Bank Indonesia, Suhaedi, di Jakarta, Selasa (2/2).
Menurut Suhaedi, uang yang tak kayak edar itu, jika dilevelkan dari 1-10 maka berada di level 1-7. Sementara untuk level 8 ke atas dianggap BI masih sangat kayak edar dan nyaman dalam bertransaksi.
“Itu semua uang kertas. Kalau levelnya 8 ke atas baru itu biasa dianggap layak,” terang Suhaedi
Ia kembali melanjutkan, untuk mengukur layak tidaknya sebuah uang kertas itu beredar, pihak BI melakukan kalibrasi dengan alat mesin.
Namun, untuk mengantisipasi ke depannya, agar uang tak kayak edar tidak banyak beredar di masyarakat, pihak BI akan terus meningkatkan pelayanan kepada masyarakat agar uang yang beredar semua tergolong layak edar.
Selain itu, uantuk mengatasi uang-uang yang tak layak edar yang masih tersebar di masyarakat di pulau-pulau terpencil itu, pihak BI bekerjasama dengan TNI AL, Kepolisian Air dan Udara (Polairud) serta menggandeng perusahaan transportasi.
“Umumnya itu berada di daerah kepulauan dan daerah perbatasan. Hal itu karena kendala sarana tranportasi serta belum adanya layanan perbankan yang memadai,” ujar dia.
Untuk itu, BI tidak tinggal diam. Dengan bekerja sama pihak-pihak terkait, BI akan mengirim uang ke daerah terpencil tersebut dan menukarnya.
“Kami akan segera melakukan pengiriman uang ke daerah-daerah tersebut,” pungkas Suhaedi.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka