Ketua Umum DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Romahurmuziy menyampaikan sambutan saat acara peringatan Nuzulul Qur'an dan Peluncuran Gerakan 10 Juta Al-Qur'an di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (23/6). Acara ini merupakan gagasan besar dari Ketua Umum DPP PPP dalam rangka mendekatkan partai kepada umat Islam. AKTUAL/TINO OKTAVIANO

Jakarta, Aktual.com – Pemerintah diminta untuk menyelesaikan masalah middle income trap atau jebakan kelas menengah yang hingga saat ini masih belum banyak beranjak. Kondisi ini terjadi karena pemerataan yang diciptakan pemerintah belum mampu mengangkat kondisi kelas menengah itu.

“Dalam seperempat abad ini ternyata masih adanya middle income trap. Sementara pemerintah hanya bangga dengan bonus demografi, mestinya diselesaikan. Makanya pemerintah harus banyak melakukan industrialisasi, terutama industri manufaktur,” papar Anggota Komisi XI DPR, Muhammad Romahurmuziy di DPR, Jakarta, Rabu (18/1).

Saat ini, kata dia, reformasi ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah tak diimbangi dengan sektor manufaktur. Kondisi berdampak dengan masih banyaknya kelas menengah yak kualutas kehidupannyabtak beranjak lebih baik.

“Padahal, jika sektor manufaktur berkembang, saya yakin bisa melepas jerat middle income trap. Pemerintah harus ingat, industrialisasi itu penting terutama untuk sektor-sektor seperti jasa dan telekomunikasi,” kata Romy, panggilan akrabnya.

Untuk itu, kata Ketua Umum PPP itu, belanja pemerintah harus ditujukan untuk menggenjot pembangunan sektor manufaktur. Karena selama ini, sektor manufaktur pertumbuhannya melambat.

“Apalagi saat ini, di tahun lalu belanja pemerintah tak sanggup genjot pertumbuhan terutama di kuartal IV 2016. Padahal biasanya di tahuan-tahun sebelumnya pada penghujung tahun pertumbuhan tinggi karena didorong belanja pemerintah,” papar Romy.

(Busthomi)

Artikel ini ditulis oleh:

Eka