Jakarta, Aktual.com — Ayah dari Deah Barakat, salah satu dari tiga korban pembunuhan Chapel Hill, telah kembali dari perjalanan luar negeri di mana ia berhasil mewujudkan mimpi anaknya untuk membuat tersenyum wajah pengungsi Suriah di Turki.
“Lihatlah satu ini di sini,” kata Barakat kepada WNCN sambil membalik-balik gambar pada halaman Facebook-nya di handphone-nya. Satu demi satu adalah gambar pengungsi Suriah di Turki yang sedang tersenyum.
“Itu bermanfaat dalam banyak cara.”
Barakat (23) bersama istrinya Yusor Mohammad Abu-Salha (21) dan adiknya Razan Muhammad Abu-Salha (19) dibunuh pada tanggal 10 Februari di kompleks kondominium di luar kampusnya.
Pria bersenjata, yang diidentifikasi berusia 46 tahun itu bernama Craig Stephen Hicks, dilaporkan segera menyerahkan diri setelah serangan tersebut.
Sebagai Mahasiswa fakultas kedokteran gigi di University of North Carolina, Barakat meluncurkan proyek “Pengungsi tersenyum” musim panas lalu untuk membantu anak-anak pengungsi Suriah di Turki.
Mencoba untuk memenuhi mimpi anaknya, Barakat dan sekitar 50 relawan, termasuk dokter gigi lokal dan dokter, kembali bulan ini dari menjalankan tugasnya selama lebih dari seminggu di klinik gigi untuk para pengungsi.
Itu adalah perjalanan anaknya, dimana Barakat Deah yang telah direncanakannya sebelum dia, istri dan adik iparnya tewas secara brutal.
Selama perjalanan, mereka melakukannya secara konvoi sambil menawarkan pengobatan gratis untuk lebih dari 800 pasien, mayoritas anak-anak, dengan membawa senyum ke wajah para korban kecil tersebut yang menurutnya mengalami trauma paling parah atas perang saudara yang terjadi selama empat tahun tersebut.
“Ini tak dapat dilukiskan,” kata Barakat ketika ditanya tentang apa artinya untuk melihat mereka tersenyum, terutama mengingat sakit keluarganya sendiri.
Artikel ini ditulis oleh: