Tahun lalu, mereka berhasil mengumpulkan 900 kilogram sampah plastik fleksibel.
Sampah-sampah yang tertumpuk rapi di sana tidak menguarkan bau busuk menyengat karena sudah dibersihkan dan dipilah sesuai jenisnya.
Warga sekitar bisa memberikan sampah-sampah rumah tangga mereka dengan imbalan uang yang nilainya bervariasi dari ratusan hingga ribuan rupiah per kilogram, tergantung dari jenis sampah yang diberikan.
“Yang mahal itu botol-botol putih tebal untuk produk kecantikan atau shampo,” kata Dewi Masita, salah satu “nasabah” bank sampah, Sabtu (27/10).
Ia dan suaminya, Happy Sutanto, menjadi koordinator pengumpul sampah untuk sekitar 40 warga di sekitar rumahnya.
“Ada orang-orang yang tidak sempat (ke bank sampah), daripada dibuang lebih baik saya yang pilah,” imbuh Dewi.
Tidak semua orang mau repot-repot mengumpulkan, memilah dan membersihkan sampah untuk dibawa ke bank. Mereka memilih untuk menyerahkannya pada Dewi dan Happy yang ukarela mengurusnya agar bisa laik diberikan ke bank sampah.