Jakarta, Aktual.com – Deputi Pencegahan Badan Narkotika Nasional (BNN), Anjan Pramuka Putra mengatakan persoalan Narkotika masih terus menjadi momok menakutkan tidak saja di Indonesia, tapi di seluruh dunia.

“Bicara tentang narkotika bisa berhari-hari, bukan lagi menjadi masalah bangsa, tapi hampir seluruh negara, dan kondisi sudah lampu merah,” kata Anjan saat talk show bertajuk Hidup 100 persen via zoom bersama lintas komunitas dari berbagai daerah di Indonesia, Jum’at (9/10) sore kemarin.

Dimoderatori Deni Darmapala, Jendral bintang dua itu menyebut, masih massifnya peredaran dan pemakaian narkotika, menjadi ancaman serius generasi hari ini.

“Disadari tidak disadari, kalau dibiarkan tumbuh, kita akan lost generasi, apabila teracuni oleh narkotika, sehingga bapak presiden terus memonitor persoalan narkotika ini,” tukasnya.

Kata Anjan, meski dunia saat ini didera pandemi Covid-19 berkepanjangan, peredaran barang haram itu masih terus massif.

Buktinya, beragam penangkapan masih terjadi, misalnya penangkapan warga Yaman dan Barrat yang membawa 797 kg metamfitamin di Serang Banten. Berlanjut penangkapan sabu bernilai 1 miliar di Bekasi, Jawa Barat.

Di dunia, sambung Anjan, jenis Zat Psikoatif Baru (NPS) terus ditemukan dan menjadi celah kian beragamnya Narkotika. Zat psikoaktif baru itu, lanjut dia, memiliki bahaya 13 kali lipat dari narkotika yang sudah beredar saat ini.

“Misalnya tambakau Gorilla, dari jam 4 sore bisa sampai pagi, dan lebih murah. Nah NPS ini sudah ada 892 jenis baru di dunia, 77 NPS beredar di Indonesia, 73 terdaftar di Permenkes nomor 5 tahun 2020, dan 4 jenis belum terdaftar,” ungkap Anjan.

Di tengah gempuran itu, sambung dia, maka penanggulangan Narkotika menurut dia tidak saja menjadi urusan BNN dan kepolisian, tapi membutuhkan dukungan multipihak, salah satunya komunitas.

Pola baru juga sangat dibutuhkan melakukan pendekatan. Salah satunya, misi BNN dengan mencanangkan Hidup 100 Persen yang terus ditularkan misalnya melalui keterlibatan komunitas.

Misi ini juga telah digencarkan dengan pencanangan tagar #hidup100persen bertepatan di hari anti narkotika internasional tanggal 26 juli 2020 lalu.

“Dan tentu kami tidak akan bisa berjalan optimal jika tidak didukung oleh komunitas-komunitas, permasalahan Narkoba harus ditanggulangi dengan bahu-membahu,” tukas Anjan.

Pendekatan baru tersebut, kata Anjan, didukung 4 komponen penting. Yakni, Sadar, Sehat, Produktif dan Bahagia.

“Ini menjadi semangat baru bagi BNN dalam melindungi masyarakat Indonesia dari ancaman Narkoba, melalui ajakan dan menjadi role model demi kebiasaan yang baik. Jangan sekali-sekali mencoba Narkoba, sekali mencoba akan susah melepaskan,” pungkas Anjan.

Talkshow itu juga menghadirkan narasumber lain, yakni Suci Arumsari, Cofounder and Director Alodokter yang beranggotakan 32 ribu dokter di seluruh Indonesia. Content and Digital Strategist Dompet Dhuafa Suci Qadarsih dan Megel Jekson, Media Bussines Development *Aktual.com*.

Suci Arumsari dalam paparannya menekankan pola hidup sehat yang tidak boleh dijalani setengah setengah.

“Ternyata hidup sehat itu harus dimulai sejak dini, hidup sehat itu tidak boleh gegabah, minum obat sembarangan. Cara mengaktualisasikan hidup, ya sehat 100 persen, hidup setengah-setengah itu bahagianya juga setengah-setengah,” kata Suci.

Dia juga memberi sejumlah tips. Misalnya syarat sehat, ya harus sehat dengan menjalani rutinitas hidup yang sehat pula. Mulai dari menjaga keseimbangan nutrisi, membangun pikiran positif, mau berbagi, produktif dan objektif.

“Kemudian bahagia, dengan selalu bergembira, berbagi dengan orang lain, bawa diri dalam kedamaian,” katanya.

Sementara Suci Qadarsih dari Dompet Dhuafa bersenada dengan Suci Arumsari soal bahagia sebagai syarat sehat. Qadarsih berpendapat, untuk menciptakan rasa bahagia, salah satunya dengan berbagi dengan oranglain.

“Dan membuat orang lain bahagia adalah salah satu kunci dari bahagia diri kita sendiri,” katanya.

Sementara itu, Megel Jekson menyebut, di sisi media dukungan kampanye hidup 100 persen sebagai pola pendekatan menanggulangi peredaran narkotika yang digaungkan BNN mendapat dukungan besar.

Dalam kacamata media, kata dia, komitmen kuat melawan narkoba dapat dilihat di awali dari proses rekrutmen yang ketat terhadap para jurnalis.

“Kalau ada jurnalis menggunakan itu, pasti hukumannya pecat, dan ini bukan hal baru, tapi merupakan komitmen dari kami,” kata Megel.

Selain komitmen Media, ada pula komitmen asosiasi media yang juga keras terhadap narkoba, tidak saja di level mengkampanyekan, tapi juga ikut memonitoring para jurnalis dalam bekerja.

Karena itu, kata Megel, hidup 100 persen harus menjadi rumus yang dipegang. Rumus itu juga menjadi kunci bahagia buat semua manusia.

“Hidup 100 persen ini adalah rumus hidup yang harus dipegang, kalau kita tidak sadar, tidak sehat dan tidak produktif, maka pasti kita tidak bahagia, ini tidak saja rumus BNN tapi juga rumus bagi semua manusia untuk bahagia,” tutup Megel.

Sementara itu, menjawab sejumlah pertanyaan dari komunitas, Anjan Pramuka memberikan sejumlah paparan, mulai dari paparan penanganan peredaran narkoba di lapas, berlanjut soal ganja yang diasumsikan dapat diproduksi secara legal asal dilakukan pembatasan pemakaian.

Sementara soal rehabilitasi, Irjen menegaskan bahwa proses penyembuhan bisa saja dilakukan, dan usai dinyatakan sembuh masiih berkemungkinan menyisakan sel narkoka. Karena itu Anjan menegaskan agar benar-benar menjauhi barang haram itu.

“Jika masih setengah-setengah dan masih bertemu dengan lingkungannya (pemakain narkoba), bisa saja kembali, jadi pengguna ini, cerita saja, rasa rindu itu kuat, apalagi diperlihatkan barangnya. Narkoba tentu berbahaya, karenanya jangan sekali-kali mencoba,” tukas Anjan.

(*)

Artikel ini ditulis oleh:

A. Hilmi