Baku, Aktual.com – Analisis yang menyebutkan kalau pesawat penumpang Azerbaijan Airlines (AZAL) dengan nomor penerbangan J2-8243 yang jatuh di Aktau Kazakhstan pada Rabu pagi (25/12) lantaran menabrak kawanan burung mulai terpatahkan. Sebab dari bangkai badan pesawat ditemukan banyak jejak peluru dan pecahan peluru yang melubangi pesawat naas itu, khususnya di bagian ekor.

Dikutip dari Reuters, tembakan yang membuat jatuhnya pesawat karena terkena sistem pertahanan udara Rusia. Dugaan ini berasal dari temuan awal penyelidikan yang menyebutkan kalau sistem pertahanan udara Rusia aktif menghalau serangan pesawat nirawak militer Ukraina, namun di saat yang bersamaan pesawat Azerbaijan Airlines melintas.

”Penerbangan AZAL J2-8243 jatuh setelah berbelok dari area Rusia selatan tempat Moskow telah berulang kali menggunakan sistem pertahanan udara terhadap serangan pesawat nirawak Ukraina. Hal itu membuat pesawat yang terbang dari Kota Baku ke Kota Grozny di wilayah Chechnya selatan Rusia, sebelum berbelok ratusan mil melintasi Laut Kaspia,” tulis sebuah situs yang khusus mengulas analisa jatuhnya pesawat.

Salah seorang sumber anonim dari Azerbaijan yang mengatakan ke situs tersebut bahwa hasil awal menunjukkan pesawat itu ditabrak oleh sistem pertahanan udara jenis Pantsir-S Rusia. ”Komunikasinya dilumpuhkan oleh sistem ‘peperangan elektronik’ saat mendekati Grozny. Tidak seorang pun mengklaim bahwa itu dilakukan dengan sengaja. Namun, dengan mempertimbangkan fakta-fakta yang ada, Baku berharap pihak Rusia mengakui penembakan jatuh pesawat Azerbaijan itu,” papar sumber tersebut.
Masih ada tiga sumber anonim lain yang mengkonfirmasi kesimpulan yang sama.

Sedangkan dikutip dari AFP, disebutkan pula ada sumber anonim pejabat Azerbaijan yang menyebutkan pesawat AZAL J2-8243 seharusnya terbang ke arah barat laut dari Kota Baku ke kota Grozny di Chechnya, Rusia selatan, tetapi malah berbelok jauh dari jalurnya melintasi Laut Kaspia.

Sedangkan sebuah situs berita bernama Caliber juga memuat pernyataan sumber pejabat Azerbaijan yang meyakini bahwa pesawat terhantam rudal Rusia yang ditembakkan dari sistem pertahanan udara Pantsir-S.

Pantsir-S sendiri adalah sistem senjata pertahanan udara jarak pendek hingga menengah yang dikembangkan Rusia. Sistem ini dirancang untuk melindungi instalasi militer, infrastruktur strategis, dan sistem pertahanan udara yang lebih besar dari ancaman seperti pesawat, helikopter, pesawat nirawak atau drone, dan rudal jelajah.

Caliber juga melaporkan, menurut sumber Rusia, sistem pertahanan udara Rusia berupaya menembak jatuh drone atau pesawat tak berawak (UAV) Ukraina pada saat AZAL J2-8243 terbang di atas Chechnya.
Kepala Dewan Keamanan Republik Chechnya Khamzat Kadyrov mengkonfirmasi adanya serangan pesawat tak berawak di Grozny pada pagi hari tanggal 25 Desember dan menegaskan bahwa tidak ada korban atau kerusakan.

”Dalam kasus ini, pihak Rusia berkewajiban untuk menutup wilayah udaranya bagi pesawat sipil, namun tidak dilakukan. Mengapa zona larangan terbang tidak dideklarasikan di atas Chechnya ? Ini adalah pertanyaan besar,” tulis Caliber. Chechnya sendiri merupakan bagian dari Federasi Rusia.

Pada saat kejadian, Bandara Grozny tidak memberikan lampu hijau bagi pesawat AZAL J2-8243 untuk mendarat. Selain itu, AZAL J2-8243 juga tidak diberi izin untuk mendarat di bandara di Makhachkala dan Mineralnye Vody. ”Awak pesawat yang kebingungan karena terkena tembakan pertahanan udara dan sistem peperangan elektronik malah dialihkan ke Kota Aktau di Kazakhstan,” tulis Caliber lagi.

Caliber juga menuding versi alternatif yang disebarkan di media Rusia bahwa AZAL J2-8243 jatuh akibat bertabrakan dengan burung adalah rekayasa yang disengaja dengan tujuan menyesatkan opini publik.
”Rekaman video dari kabin pesawat menunjukkan bahwa ada dua penumpang terluka oleh pecahan peluru. Semua pernyataan saksi, termasuk mengenai ledakan yang terdengar di laut mengarah pada pekerjaan pertahanan udara,” kata Caliber terang-terangan.

Ditemukannya fakta adanya bekas lubang peluru dan pecahan peluru, ditambah dua penumpang terluka terkena pecahan peluru, membuat seluruh dugaan dan analisis tersebut memang tidak bisa terbantahkan. Beberapa pakar penerbangan dan militer mengatakan bahwa pesawat tersebut mungkin secara tidak sengaja ditembak oleh sistem pertahanan udara Rusia karena terbang di area tempat aktivitas pesawat nirawak Ukraina.

Dalam tulisannya, Caliber mengatakan supaya pihak Rusia mengakui, sebab seorang sumber penyelidik Azerbaijan yang terlibat dalam investigasi jatuhnya pesawat mengatakan penyebab jatuhnya pesawat sungguh jelas dan bahwa serangan itu tak disengaja.

”Mengingat fakta-fakta yang ada, Baku (Azerbaijan) berharap supaya pihak Rusia mengakui telah menembak jatuh pesawat Azerbaijan, dan secara resmi meminta maaf kepada rakyat Azerbaijan, dan melakukan penyelidikan menyeluruh dan semua pihak yang bertanggung jawab dimintai pertanggungjawaban,” pungkas Caliber.

Analisisi dan temuan fakta di pesawat membuat seorang mantan pakar di badan investigasi kecelakaan udara BEA Prancis mengatakan kasus ini mirip jatuhnya pesawat Malaysia Airlines MH17.”Kerusakan itu mengingatkan pada penerbangan Malaysia Airlines MH17 yang ditembak jatuh dengan rudal darat-ke-udara oleh pemberontak yang didukung Rusia di atas Ukraina timur pada tahun 2014,” kata pakar tersebut.

Sementara situs web Flight Radar menunjukkan pesawat itu memang jauh menyimpang dari rute normalnya, yakni melintasi Laut Kaspia lalu berputar-putar di atas area tempat pesawat itu akhirnya jatuh di dekat Kota Aktau, di pantai timur laut tersebut.

Seperti diberitakan sebelumnya, pesawat AZAL J2-8243 jatuh di Kota Aktau di negara Kazakhstan pada Rabu pagi (25/12) waktu setempat. Akibat kejadian itu, dilaporkan 38 penumpang pesawat tewas dan 29 lainnya selamat.

(Indra Bonaparte)

Artikel ini ditulis oleh:

Rizky Zulkarnain