Bogor, Aktual.com – Ketua Panitia Pengarah KTT Ulama-Cendekiawan Muslim Dunia Azyumardi Azra, menyampaikan pemikirannya bahwa Islam telah menjadi pemersatu perbedaan yang ada di Indonesia.
“Menurut saya Islam memiliki kemampuan menyatukan perbedaan dari etnis atau latar belakang yang berbeda,” tutur Azyumardi dalam sesi diskusi KTT Ulama-Cendekiawan Muslim Dunia pada Wasathiyah Islam (HLC-WSW) di Bogor, ditulis Kamis (3/5).
Dengan keberagaman yang dimiliki Indonesia mulai dari bahasa, etnis, dan kebudayaan, katanya melanjutkan, Islam memiliki peran yang sangat penting dalam persatuan.
Pemikiran dan praktik agama Islam di Indonesia juga sudah berkembang dengan kecepatan yang sangat tinggi dan berlangsung lama.
“Jadi saya bertentangan dengan argumen yang menyatakan bahwa Islam adalah faktor pemecah belah di dunia, padahal bisa dilihat di Indonesia ini jadi pemersatu,” kata mantan Rektor UIN Syarif Hidayatullah tersebut.
Lebih lanjut ia memaparkan, apabila dilihat secara regional, konsep persatuan yang dibawa Islam juga bisa terlihat dari entitas Muslim di Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Filipina Selatan.
Keempat entitas ini merupakan bagian dari regional Asia Tenggara yang menjadi salah satu bagian dari delapan budaya Islam dunia.
“Keempat entitas ini punya kaitan di masa lampau, di mana pernah di bawah kepemimpinan kerajaan yang berperan di bidang maritim, yang pada prosesnya berperan juga dalam percepatan penyebaran agama Islam,” tutur Azyumardi.
Sekitar 100 tokoh ulama dan cendekiawan Muslim dari sejumlah negara termasuk Indonesia menghadiri KTT HLC-WSW yang berlangsung di Bogor, Jawa Barat, pada 1-3 Mei.
“Sebanyak 50 di antaranya dari luar negeri, dan 50 dari dalam negeri. Kami akan membahas konsepsi ‘Wasathiyah’ Islam dan bagaimana mengimplementasikannya khususnya dalam konteks tantangan dan peluang peradaban global dewasa ini,” kata Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerja Sama Antaragama dan Peradaban (UKP-DKAAP) Din Syamsudin.
Din mengatakan pertemuan ini dihadiri tidak hanya oleh negara-negara anggota OKI, tapi juga dari berbagai negara lain seperti Inggris, Amerika, Kanada, Australia, Jepang, Presiden dari Korea Muslim Federation, dan Presiden China Islam Association (CIA).
Pertemuan ini mempunyai tujuan mempromosikan Islam moderat yang berkembang di Indonesia kepada dunia sekaligus mengusulkan kepada dunia agar moderasi Islam dapat dipertimbangkan untuk menjadi solusi bagi krisis peradaban dunia dewasa ini.
Dalam pertemuan ini akan dihasilkan satu pesan “Bogor Message” yang akan disepakati oleh ratusan tokoh ulama dan cendekiawan dari berbagai negara yang hadir.
Ant.
Artikel ini ditulis oleh: