Walikota Surabaya Tri Rismaharini saat memberikan kesaksiannya dalam sidang gugatan terhadap UU Nomor 23 Tahun 2014 di Gedung Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Rabu (8/6/2016). Risma hadir sebagai saksi bagi pemohon atas gugatan terhadap UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pengalihan Wewenang Penyelenggaraan Pendidikan kepada pemerintah provinsi.

Surabaya, Aktual.com — Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini membacakan puisi kemerdekaan pada saat acara rekonstruksi sejarah perobekan bendera Belanda di Hotel Yamato, yang sekarang menjadi Hotel Mojopahit di Jalan Tunjungan, Surabaya, Senin (19/9).

Acara yang disaksikan langsung oleh Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini itu dikemas dengan teatrikal perobekan bendera Belanda dari warna merah-putih-biru menjadi merah dan putih seakan menggambarkan kejadian saat perjuangan kemerdekaan.

Teatrikal yang diperankan oleh sekelompok seniman teater diantaranya kelompok Roodenbrug Surabaya dan sejumlah kelompok teater lainnya itu memukau para undangan, dan warga yang hadir di acara tersebut.

“Lo jangkrik diganti gendero-e (benderanya), gak terimo aku (tidak terima saya),” ujar salah satu dialek dalam teatrikal saat para serdadu Belanda yang konvoi dengan dua mobil Jeep mendatangi gedung hotel Yamato.

Dalam rekontruksi tersebut, para seniman juga memainkan adegan panjat gedung dengan menggunakan tangga bambu untuk merobek bendera merah putih biru (simbol negara Belanda) di atas gedung hotel Yamato. “Merdeka, merdeka, merdeka,” teriak para pejuang usai merobek bendera biru menjadi merah dan putih.

Setelah perobekan usai, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini didaulat membacakan puisi kemerdekaan. “Surabaya tidak bisa dijajah oleh bangsa manapun. Untuk itu, kita harus lawan penjajah yang ingin menguasai Surabaya. Merdeka. Merdeka. Merdeka,” pekik wali kota diatas panggung upacara yang didirikan di depan hotel Mojopahit.

Rangkaian peringatan Hari Pahlawan 10 November 2016 itu diikuti oleh 2.000 pelajar dan berbagai kelompok komunitas masyarakat. Mereka menggunakan pakaian pejuang dan berbaur dengan para pejabat di lingkungan Pemkot Surabaya.

Dalam acara itu, sejumlah tokoh juga menyampaikan orasi kemerdekaan, diantaranya Ketua PWI Jatim H Akhmad Munir yang juga Kepala Biro LKBN Antara Jatim. Sementara akses jalan Tunjungan sejak pukul 06.00 WIB sudah di tutup dan arus lalu lintas dialihkan ke Jalan Gentengkali, Praban dan Bubutan.

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu