“Ombak besar seperti itu biasa terjadi pada bulan-bulan ini karena arah angin berubah dari musim timur ke musim barat. Bagi nelayan, ombak besar seperti itu sudah biasa,” katanya.

Meskipun perahunya seringkali diangkat ombak kemudian dihempaskan lagi ke bawah, ia mengaku, tidak ada perasaan khawatir karena sudah terbiasa menghadapi cuaca seperti itu.

Selain sulit untuk menebar jaring, badai juga membuat nelayan tidak berani melaut terlalu jauh karena berbahaya.

“Sekarang ini kami paling jauh melaut dengan jarak tempuh satu jam dari pelabuhan. Kalau cuaca baik, biasanya bisa melaut lebih jauh dengan jarak tempuh tiga sampai empat jam,” katanya.

Saleh, nelayan lainnya mengaku, juragan panggung atau kapten perahu yang ia tumpangi memilih untuk libur, karena cuaca buruk membuatnya tidak banyak bisa menangkap ikan.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid