Malaysia's Prime Minister Najib Razak attends a presentation for government interns at the Prime Minster's office in Putrajaya, Malaysia, July 8, 2015. Malaysian police raided the office of troubled state investment fund 1MDB on Wednesday, following a report that claimed investigators looking into the firm found nearly $700 million had been transferred to Prime Minister Najib Razak's bank account. Najib has denied taking any money from 1MDB or any other entity for personal gain, and is considering legal action. REUTERS/Olivia Harris TPX IMAGES OF THE DAY *** Local Caption *** Perdana Menteri Malaysia Najib Razak mengikuti presentasi untuk pegawai magang pemerintah di kantor Perdana Menteri di Putrajaya, Malaysia, Rabu (8/7). Polisi Malaysia menggerebek kantor dana investasi negara bermasalah 1MDB hari ini, menyusul laporan yang mengatakan penyelidik menemukan sebesar 700 juta dolar ditransfer ke rekening Najib Razak. Najib menyangkal mengambil uang dari 1MDB atau entitas lain untuk keuntungan pribadi, dan dianggap sebagai aksi legal. ANTARA FOTO/REUTERS/Olivia Harris/djo/15

Jakarta, Aktual.com — Badan pemberantas korupsi Malaysia mewawancarai donor balik deposito 2,6 miliar ringgit (enam triliun rupiah lebih) di rekening bank Perdana Menteri Najib Razak, kata “New Straits Times” di lamannya pada Senin, mengutip keterangan pejabat lembaga itu.

Laporan tersebut, muncul sesudah Komisi Anti-Korupsi Malaysia (MACC) menanyai Najib dua setengah jam pada Sabtu dalam perkara pemicu seruan undur diri perdana menteri tersebut.

Skandal korupsi muncul di sekitar Najib pada Juli ketika Wall Street Journal” melaporkan, bahwa penyelidik dengan pusat perhatian pada dana negara Malaysia Pengembangan Berhad (1MDB) menemukan bahwa dana dikirim ke rekening pribadi Najib.

Najib yang memimpin dewan penasehat 1MDB membantah melakukan kesalahan atau mengambil uang untuk kepentingan pribadi. MACC sebelumnya menyatakan uang itu adalah sumbangan politik dari dermawan tidak dikenal asal Timur Tengah.

Direktur penyelidikan MACC Azam Baki dikutip “New Straits Times” mengatakan bahwa penyidik baru-baru ini bertemu dengan donor itu di Timur Tengah. Ia tidak merinci jati diri donor tersebut, kata laporan itu.

“Setelah menyelesaikan penyelidikan, kami akan menyerahkan temuan itu kepada Wakil Penuntut Umum, yang akan memutuskan tindakan berikutnya,” kata Azam.

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby